Pada kegiatan ini peserta didik membaca teks “Ekspresi Diri melalui Hobi” yang ada di awal Bab III. Peserta didik kemudian menulis surat pribadi kepada seseorang/tokoh dalam artikel sebagai apresiasi atas kegiatan yang dilakukan tokoh tersebut.
Ekspresi Diri Melalui Hobi
Namaku Jefri Mamantouw, kelas lima SD. Aku anak yang pintar. Nilai-nilaiku tidak pernah di bawah delapan. Pelajaran yang paling aku minati adalah Matematika, menggambar, dan keterampilan. Sayangnya, aku tidak mempunyai banyak teman. Itu karena aku sedikit gagap dan kurang pandai berbicara.
Ayahku berjualan suku cadang motor di garasi rumah kami di Kota Manado. Ayah mempunyai banyak kardus bekas yang ditumpuk di pojok garasi. Kardus tidak terpakai itu boleh kupakai. Aku mencoba membuat sesuatu. Lebih dulu aku menggambar suatu pola di kertas. Aku lalu menjiplaknya di kardus. Aku memotong pola itu dan menempel bagian-bagiannya dengan lem super punya ayah. Jadilah mobil-mobilan!
Aku tidak berhenti sampai di situ. Aku ingin mainan yang bisa dibongkar pasang. Aku mencari tahu cara membuatnya di internet. Sepulang sekolah, aku mencoba membuat mainan kardus yang bisa dirakit tanpa menggunakan lem. Setiap minggu aku membuat satu mainan. Model hewan, model kendaraan, dan model rumah-rumahan. Iseng-iseng, semua mainan yang kubuat itu kupasang di garasi ayah.
Pada awalnya, beberapa orang dan teman yang melihat karyaku, menertawakannya. Mereka menganggapku buang-buang waktu dengan barang bekas. Namun, aku tidak memedulikannya. Kegiatan ini sudah menjadi hobi yang menyenangkan buatku.
Suatu hari, ada pelanggan ayah datang ke toko. Model kuda kardus yang aku pasang di atas lemari toko, menarik perhatiannya. Kami berbincang-bincang lama. Aku senang ada yang memuji karyaku. Ia meminta izin untuk memotret hasil-hasil karyaku dan memajangnya di media sosial.
Sejak saat itu, koleksi mainan kardusku mulai dikenal. Banyak pengunjung toko ayah datang untuk melihat koleksiku bahkan tertarik membelinya. Teman-temanku juga berdatangan. Kata ayah, mainan buatanku menginspirasi teman-temanku untuk membuatnya sendiri. Saat ini, aku berencana membuat video tutorial membuat mainan dari kardus bekas, agar lebih banyak anak-anak bisa menciptakan karyanya sendiri.
Masih ingatkah kalian cara menulis surat yang baik? Nah, jurnal membaca kali ini memberikan contoh bagaimana menuliskan surat pribadi kepada tokoh pada artikel yang sedang kalian baca. Seandainya dapat menulis surat kepada tokoh utama, apakah yang akan kalian katakan dan tanyakan kepada tokoh tersebut? Tulislah surat pada selembar kertas. Perhatikan unsur penulisan surat pada contoh.
Bagian Surat | Kalimat |
---|---|
Tempat dan tanggal penulisan surat | Judul Artikel : Ekspresi Diri Melalui Hobi Penulis : Juarana Sumber : Harian Silih Bangsa Edisi Minggu, 10 Agustus 2020 Tokoh Utama : Jefri (1) Surabaya, 16 Agustus 2020 |
Nama dan alamat penerima surat | Untuk: Jefri Mamantouw Jalan Walanda Maramis 123A Manado |
Nama pengirim | Hai, Jefri, apa kabar? (3) |
Kalimat pembuka surat | Kenalkan, namaku Doni. Aku tinggal di Surabaya. Aku seumuran denganmu. (4) |
Isi surat | Aku membaca cerita tentang kamu di surat kabar. Aku sangat mengagumi mainan kardus buatanmu. Ternyata kita sama, kesulitan berbicara dan tidak punya banyak teman. Sayangnya, aku tidak seperti kamu. Aku pemalu. Setelah membaca kisahmu, aku ingin menjadi seperti kamu. Kamu hebat sekali, tetap semangat, meskipun banyak yang menyepelekanmu sebelumnya. Bisakah engkau mengajarkanku cara membuat mainan dari kardus? Aku ingin membuat model gajah dan jerapah. (5) |
Kalimat penutup | Kuharap kamu mau menjadi temanku. Aku tunggu balasan darimu, ya! (6) |
Salam penutup | Salam, Teman barumu (7) Doni Waluyo |
Demikian pembahasan mengenai Menulis Surat Pribadi Kepada Tokoh pada Artikel. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas V Kurikulum Merdeka
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.