Home » » Alat Musik Tradisional Jawa Tengah

Alat Musik Tradisional Jawa Tengah

Alat musik tradisional adalah alat musik yang diciptakan turun-temurun dan berkelanjutan dalam masyarakat suatu daerah. Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa yang beribukota di Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. 

Alat musik tradisional Jawa Tengah adalah alat musik yang diciptakan secara turun-temurun dan berkelanjutan oleh masyarakat yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Dari 35 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Tengah masing-masing memiliki kekhasan baik dalam bidang budaya maupun bidang yang lainnya. Dalam keragaman alat musik tradisional Jawa Tengah memiliki beberapa keragaman seperti dijelaskan di bawah ini.

1. Gamelan
Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentantonis, yang terdiri dari  Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking.(Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.

Gamelan merupakan unsur penting dalam dunia pewayangan. Sebagai pengiring pagelaran, diperkirakan gamelan sudah disertakan sejak awal penciptaaan seni wayang, walaupun perangkat gamelan itu masih sederhana. Selain merupakan perangkat pengiring pergelaran wayang, gamelan juga dimanfaatkan pada berbagai seni lain, termasuk seni suara, tari dan karawitan.

2. Calung Banyumasan
Calung banyumasan adalah alat musik tradisional serjenis perkusi  mirip gamelan yang terbuat dari bambu. Berada dan berkembang di daerah asalnya yaitu Banyumas. Arti kata calung sendiri berasal dari dua kata yang di gabung menjadi satu yaitu “carang pring wulung” (pucuk bambu wulung) dan ada juga yang mengartikan “di cacah melung-melung” (di pukul berbunyi nyaring).
Alat Musik Tradisional
Asal usul musik calung banyumas mengacu pada bongkel. . Karakteristik permainan bongkel terletak pada jalinan ritmis antara keempat tabung nada. Dalam perkembangannya bentuk jalinan-jalinan ini mengilhami lahirnya alat musik tradisional yang sejenis yaitu Angklung, Krumpyung dan Calung. Calung Banyumasan berasal dari Bongkel pada awalnya berfungsi sebagai musik hiburan petani ketika berada di ladang. 

3. Kenthongan Banyumasan
Kentongan merupakan kesenian asli dari Banyumas. Asal Kata Kentongan sendiri dari sebuah alat yang bernama kentong, dimana kentong ini adalah alat komunikasi tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu dan digunakan untuk memberi informasi kepada masyarakat dengan isyarat atau ketukan-ketukan tertentu.

Dimasa lalu kentong digunakan untuk berbagai kebutuhan lainya di lingkungan masyarakat, seperti untuk pengiring bedug adzan, membangunkan orang untuk sahur saat Ramadhan, pengiring bedug takbir, serta upacara atau ritual tertentu (kejawen) yang membutuhkan bunyi-bunyian atau musik.
Alat Musik Tradisional
Musik Kenthongan di Banyumas sudah ada sejak awal tahun 1970 dan menjadi sebuah pertunjukan kesenian yang atraktif. Saat ini Kenthogan Banyumas berkembang dengan sangat pesat. Tidak hanya alat musiknya, aransemen musik, lagu, pakaian atau seragam dan tarianpun ikut menjadi bagian dari kesenian kenthongan ini. Dengan itu lahirlah kesenian baru Banyumas, yang kita kenal dengan nama Kentongan Banyumasan.

4. Terbang Banjarnegara (Rebana)
Musik tradisional terbangan merupakan musik tradisional yang sudah turun temurun dan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di daerah Banjarnegara, musik ini merupakan perbaduan antara musik rebana dan alat musik lainnya, seperti kendang, rebana, jenis kendang dan rebana yang digunakanpun bermacam-macam, contohnya rebana dari ukurannya, rebana yang memiliki ukuran paling besar di sebut rebana wali, melambangkan sebagai contoh dan pemimpin, karena yang mengatur irama, tempo dan nada adalah rebana wali ini.

Lagu yang dimainkan dalam musik terbang biasanya tembang jawa, shalawat, dan bahkan juga lagu modern. Uniknya lagu yang dimainkan menggunakan bahasa indah pada bahasa jawa, yang mungkin orang jawa pada umumnya susah untuk memahami arti dari lirik lagu tersebut. Namun di setiap lagu dan syair selalu ada makna yang sangat berarti dan bermakna, dalam syair syair lagu terbang terdapat nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Ini yang membuat musik ini sangat bernilai tinggi dari jenis musik lainnya.

4. Dogdog Kaliwon Brebes
Dogdog Kaliwon adalah jenis kesenian pagelaran yang tumbuh subur di Kecamatan Salem, Brebes. Kesenian ini lahir dengan nama dogdog yang dalam istilah Jawa berarti menabuh. Karena kerap dipentaskan pada malam Kliwon, kesenian ini kemudian diberi nama dogdog kaliwon. Dogdog kaliwon biasanya dimainkan 4-10 orang yang memainkan alat musik seperti gendang. Bedanya, gendang yang kemudian dikenal dengan dogdog itu menggunakan bahan baku dari pohon enau, baik yang besar maupun kecil.

5. Kothekan Lesung
Kothekan Lesung terdiri dari Lesung, Tatakan / Alas Lesung, dan Antan. Alat musik ini terbuat dari kayu. Bentuk kesenian tradisional yang berkembang di pedesaan pada masa lalu, seperti kothekan lesung dapat ditemui hampir di setiap desa di Jawa Tengah. Instrumen utama alat musik ini adalah lesung, yang berfungsi sebagai wadah gabah saat ditumbuk menjadi beras.

Aktivitas ini dilakukan oleh kaum perempuan untuk mengurangi rasa bosan dan lelah. Mereka biasanya menumbuk padi secara berirama sehingga menghasilkan suara yang enak didengar. Selain untuk menumbuk padi, lesung juga dipukul saat terjadi gerhana bulan sebagai penolak Batara Kala yang diyakini menelan bulan.

Masih ada masyarakat yang masih melestarikan kesenian ini yaitu beberapa kelompok yang ada di Kabupaten Purbalingga. Pertunjukkan kothekan lesung digunakan untuk diperdengarkan pada saat penyambutan tamu dengan lagu-lagu Jawa yang dipadukan dengan tarian kreasi.

6. Alat Musik Bundhengan
Alat musik tradisional khas Wonosobo ini bernama bundengan. Bundengan adalah alat musik dari kelopak ruas bambu yang diberi senar dan bilah bambu. Alat ini ternyata mampu menghasilkan beragam suara yang mirip dengan beberapa perangkat gamelan. Awalnya alat musik bernama Kowangan, karena memang mirip dengan caping besar. 
Alat Musik Tradisional Jawa Tengah
Kowangan adalah nama sebuah caping besar dan bentuknya juga memanjang, biasa dikenakan oleh para penggembala itik sebagai alat berteduh dari terik matahari dan derasnya air hujan. Cara memainkan bundengan ini sama sekali bukan ditabuh, melainkan dengan cara dipetik mirip gitar ataupun rebab.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:22 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.