Home » » Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Kalimat Langsung dan Tidak Langsung

Dalam kegiatan sehari-hari kita sering melakukan percakapan atau berdialog dengan teman atau orang lain. Ketika kita bercakap-cakap atau berdialog kita berhadapan dengan lawan bicara kita. Bercakap-cakap biasanya menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Penulisan kalimat langsung harus memperhatikan beberapa ketentuan penulisan, yaitu ketentuan yang ada dalam kaidah tata baku Bahasa Indonesia.

Beberapa aturan yang ada dalam kaidah tata baku Bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat langsung antara lain sebagai berikut. Bagian petikan langsung diapit dengan dua tanda petik ganda ("..."), bukan dengan dua tanda petik tunggal ('...'). Bagian petikan langsung diakhiri dengan salah satu dari tanda baca ini: koma, titik, tanda seru, atau tanda tanya.

Tanda petik penutup diletakkan setelah tanda baca yang mengakhiri bagian petikan langsung. Jika terdapat bagian kalimat lain (yang bukan petikan langsung) sebelum atau setelah petikan langsung, satu tanda spasi wajib dibuatkan untuk memisahkan bagian kalimat lain dari petikan langsung tersebut. Bagian kalimat lain wajib diakhiri dengan satu tanda koma (atau terkadang tanda titik dua apabila bagian kalimat lain itu terletak sebelum petikan langsung.
Kalimat Langsung dan Tak Langsung
Selain kalimat langsung seperti yang dijelaskan sebelumnya kita juga mengenal kalimat tak langsung. Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diucapkan orang. Kalimat tidak langsung biasanya berupa kalimat berita. Salah satu ciri yang jelas tampak adalah tidak adanya tanda petik ganda di awal dan akhir kalimat. Sedangkan ciri yang lain dapat dilihat pada perbedaan kalimat langsung dan tak langsung di bawah.;

Ternyata kalimat langsung dan tidak langsung memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan antara kalimat langsung dan tidak langsung antara lain sebagai berikut :Kalimat Langsung
  • Bertanda petik ganda (“…”)
  • Intonasi bagian yang dikutip lebih tinggi dibandingkan bagian yang bukan kutipan.
  • Kata ganti pada kalimat yang dikutip tidak mengalami perubahan. Misanya Susi Susanti tetap ditulis dengan nam dia, tidak dengan kata ganti.
  • Susunannya tetap, tidak berkata tugas.
  • Kalimat langsung berbentuk kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seru.

Kalimat Tak Langsung
  • Tidak bertanda kutip.
  • Intonasi mendatar dan menurun.
  • Kata ganti pada kalimat yang dikutip mengalami perubahan. Misalnya pada laporan udin Susi Susanti diganti dengan kata ia.
  • Berkata tugas, seperti bahwa, sebab, untuk, supaya, dll.
  • Kalimat tak langsung hanya berupa kalimat berita.

Untuk dapat membedakan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dapat dilihat pada wawancara yang dilakukan Desi Anwar kepada Susi Susanti dan laporan yang diberikan Udin kepada bapaknya berikut ini.
Desi Anwar:Apa kabar Mbak Susi?
Susi Susanti:Kabar baik, Bu.
Desi Anwar:Bisakah Anda menceritakan biodata diri Anda?
Susi Susanti:Nama lengkap saya Lucia Francisca Susi Susanti. Saya lahir tanggal 11 Pebruari, tahun 1971 di Tasikmalaya.
Desi Anwar:Prestasi terbaik apa yang pernah Anda raih?
Susi Susanti:Saya mendapatkan medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1995 dan medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
Desi Anwar:Tentunya prestasi Anda ini telah membuat nama Indonesia dikenal oleh dunia.
Susi Susanti:Semoga Bu, saya ingin melakukan yang terbaik.
Desi Anwar:Baik Mbak Susi, terima kasih atas waktunya.
Susi Susanti:Sama-sama, Bu.

Ayah Udin suka sekali berolahraga bulu tangkis. Udin kemudian menceritakan kembali wawancara yang ia lihat tadi. Ayah Udin tidak mendengar langsung percakapan antara Desi Anwar dan Susi Susanti. Ia mendengar isi wawancaranya dari Udin.
Tadi seorang wartawan bernama Desi Anwar melakukan wawancara dengan Susi Susanti. Wartawan itu menanyakan berbagai hal, seperti biodata diri dan prestasi Susi Susanti. Susi berkata bahwa ia lahir tanggal 11 Februari, tahun 1971 di Tasikmalaya. Susi juga mengatakan bahwa ia mendapatkan medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1995 dan medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Wartawan itu juga berkomentar bahwa prestasi Susi itu telah membuat nama Indonesia dikenal oleh dunia.

Kalimat dalam wawancara yang digunakan oleh wartawan kepada Susi Susanti dinamakan kalimat langsung, karena kalimat tersebut langsung diucapkan oleh pembicara. Kalimat dalam laporan yang digunakan Udin kepada ayahnya dikatakan kalimat tidak langsung, karena Udin menceritakan kembali informasi yang diketahui.

Buatlah dialog pendek dengan temanmu tentang profesi yang paling kalian sukai. Sertakan alasan kalian memilih profesi tersebut. Perhatikan cara penulisan seperti pada contoh wawancara antara Desi Anwar dan Susi Susanti, yaitu menggunakan tanda titik dua setelah nama masing-masing!
Nani:Selamat pagi Bu Susi !
Bu Susi:Selamat pagi, Nani.
Nani:Bagaiman kabar Bu Susi hari ini?
Bu Susi:Saya sehat.
Nani:Oh, iya Bu. mengapa ibu memilih menjadi seorang guru daripada pekerjaan yang lain?
Bu Susi:Pekerjaan sebagai seorang guru sangat mulia. Selain itu menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak kecil.
Nani:Sudah berapa lama Anda menjadi seorang guru?
Bu Susi:Saya menjadi guru sejak tahun 2007, berarti sampai dengan saat ini saya sudah mengajar selama delapan tahun.
Nani:Oh, begitu ya Bu. Terima kasih atas penjelasan Ibu.
Bu Susi:Sama-sama.

Percakapan yang dilakukan oleh dua orang, dinamakan dialog. Dialog dituliskan dengan kalimat langsung. Kalimat langsung biasa dituliskan dalam dua bentuk dan menggunakan dua tanda baca. Dua bentuk tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bentuk naskah dialog, ditulis menggunakan tanda titik dua (:).
2. Bentuk cerita, ditulis menggunakan tanda petik (“…”).

Perhatikan contoh berikut ini :
Udin:Apa yang terjadi dengan tambak Bapak?
Petambak ikan:Tambak ini penuh sampah.
Udin:Mengapa tambak Bapak penuh sampah?
Petambak ikan:Karena banyak orang membuang sampah ke sungai, sampahnya masuk ke tambak.
Udin:Apa akibat sampah bagi ikan-ikan yang hidup di tambak?
Petambak ikan:Ikan-ikan bisa mati, karena tidak bisa bernapas.
Percakapan tersebut bisa ditulis dalam bentuk yang lain seperti di bawah ini.
Pada suatu hari Udin berjalan menyusuri sungai. Udin bertemu dengan seorang
petambak ikan yang sedang membersihkan tambaknya.
Udin bertanya, “Apa yang terjadi dengan tambak bapak?”.
Petambak ikan menjawab, “Tambak ini penuh sampah.”
Udin kemudian bertanya lagi, “Mengapa tambak ini penuh sampah?”
Petambak ikan kembali menjawab, ”Karena banyak orang membuang sampah,
sampahnya jadi masuk ke tambak”
Udin semakin penasaran. Ia kembali bertanya, “Apa akibat sampah bagi ikan-ikan yang
hidup di tambak?”
“Ikan-ikan bisa mati karena tidak bisa bernapas,” jawab Petambak.
Kesimpulan : Penulisan dalam bentuk naskah dialog(naskah drama), biasanya digunakan untuk tulisan yang berisi percakapan yang berupa kalimat langsung. Penulisan dalam bentuk narasi, biasanya digunakan untuk tulisan berbentuk cerita (cerpen, novel)
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:25 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.