Home » , » Aksi Nyata Melaksanakan Asesmen Diagnostik

Aksi Nyata Melaksanakan Asesmen Diagnostik

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Kegiatan asesmen ini harus dilakukan secara berkesinambungan agar guru bisa memonitor setiap perubahan atau perkembangan peserta didiknya. Dengan demikian, guru bisa terus update dan menyempurnakan instrumen pembelajaran yang tepat untuk peserta didik.

Apa Fungsi dari Asesmen Diagnostik?
Fungsi asesmen diagnostik adalah untuk mengidentifikasi tingkat kesulitan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Jika ditinjau dari sisi pendidik, asesmen ini berfungsi untuk membantu guru dalam mengembangkan rancangan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Apa Manfaat dari Asesmen Diagnostik?
Asesmen diagnostik tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik, namun juga guru, dan kepala sekolah. Adapun manfaat asesmen diagnostik adalah sebagai berikut.
  1. Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dan kondisinya.
  2. Peserta didik bisa lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
  3. Pencapaian peserta didik bisa meningkat.
  4. Guru lebih mudah membuat rancangan pembelajaran yang mengakomodir kompetensi dan kondisi peserta didiknya.
  5. Guru bisa mendapatkan umpan balik dari peserta didik di setiap pembelajaran.

Apa Saja Jenis-Jenis Asesmen Diagnostik?
Asesmen diagnostik dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang dilakukan di awal dan akhir pembelajaran untuk memantau sejauh mana peserta didik bisa memahami materi pembelajaran. Kegiatan asesmen semacam ini harus dilakukan secara rutin sebelum Bapak/Ibu memulai dan setelah mengakhiri pembelajaran atau biasa disebut asesmen formatif. Tidak hanya itu, asesmen kognitif juga bisa dilakukan di pertengahan atau akhir semester dalam bentuk ujian atau biasa disebut asesmen sumatif.

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif adalah asesmen yang dilakukan untuk mengetahui kondisi psikologi, emosi, dan sosial peserta didik. Artinya, asesmen ini lebih mengarah pada kondisi personal peserta didik. Tentu Bapak/Ibu memahami betul bahwa kondisi personal peserta didik akan mempengaruhi pencapaiannya di sekolah. Misal, peserta didik yang tidak merasa nyaman di rumah karena masalah keluarga, pasti ia juga sulit untuk fokus saat di sekolah.

A. Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa  dan mengetahui kondisi awal siswa.  Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.  Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:
Tujuan Asesmen Diagnostik
Non-kognitif Kognitif
  1. Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
  2. Mengetahui aktivitas selama belajar di rumahMengetahui kondisi keluarga siswa
  3. Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
  4. Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa
  1. Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
  2. Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
  3. Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk menggali hal-hal seperti berikut:
  1. Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa
  2. Aktivitas siswa selama belajar di rumah
  3. Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
  4. Gaya belajar, karakter, serta minat siswa

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan
  3. Tindak Lanjut

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan

1. Siapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili emosi. Siapkan pertanyaan panduan seperti berikut:
  1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
  2. Bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?

2. Buat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswaSiapkan pertanyaan kunci seperti berikut:
  1. Apa saja kegiatanmu selama belajar di rumah?
  2. Apa hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika belajar di rumah?
  3. Apa harapanmu?

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan
Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya.
Non Kognitif
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
  1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
  2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
  3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Saat siswa menjawab pertanyaan
  1. Berikan penguatan
  2. Berikan pertanyaan lanjutanuntuk menggali lebih dalam
  3. Mengembalikan fokus jika jawaban mulai menyimpang

Saat siswa balik bertanya
  1. Langsung menjawabpertanyaan siswa
  2. Membantu siswa untuk dapat menjawab pertanyaannya sendiri

Saat siswa menjawab pertanyaan
  1. Mencoba mengarahkan kembali pertanyaan
  2. Memparafrasekan pertanyaan agar lebih mudah dipahami
  3. Menunggu beberapa saat

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Tindak Lanjut
  1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
  2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan
  3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran

Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain. Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun Asesmen Sumatif.

Penting ! Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum.

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan
  3. Diagnosis dan Tindak Lanjut

Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan
  1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
  2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
  3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru, 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah, 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)
Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah.

Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut
  1. Lakukan pengolahan hasil asesmen : Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”, dan Hitung rata-rata kelas
  2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok: Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya, Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi, dan Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
  3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa
  4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.

Penting !Guru menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua murid di kelas.

Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh perencanaan soal hingga tindak lanjut
Asesmen awal Matematika kelas III SD

Tujuan Pembelajaran yang dites:
Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan baku yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Prasyarat dari Tujuan Pembelajaran:
Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya.
Saol
Asesmen Diagnostik
JawabanSkorTindak lanjut
APaham utuhPembelajaran dapat dilanjutkan pada KD berikutnya tentang Hubungan Antarsatuan Baku Panjang, Berat, dan Waktu, serta Data dan Penyajiannya dalam Diagram Gambar di Kelas III.
BPaham sebagianMemberikan pembelajaran remedial dengan menekankan pada cara mengukur panjang benda dengan menggunakan alat ukur baku panjang, seperti mistar, meteran, dll.
CTidak paham
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 10:42 AM

2 komentar:

  1. Terima kasih,sangat menginspirasi.

    ReplyDelete
  2. Tindak lanjut untuk pilihan a tidak tepat karena jawaban yang paling tepat adalah jawaban B

    ReplyDelete

Mohon tidak memasukan link aktif.