Home » » Permainan Khas Banyumasan Jonjang

Permainan Khas Banyumasan Jonjang

Permainan tradisional sering disebut juga dengan permainan rakyat, merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu terutama tumbuh di masyarakat pedesaan, permainan tradisional seperti menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat khususnya anak-anak. Di daerah Banyumasan ada beberapa permainan tradisional seperti dut dut kiradut, jepetan, misikan, jonjang dan seliring genting. Cara memainkan permainan tersebut berbeda-beda. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa permainan tradisional yang ada di daerah Banyumasan.

A. Permainan Jonjang
Permainan jonjang adalah permainan tradisional di daerah Purbalingga. Permainan ini merupakan permanan kelompok yang dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Cara memainkan permainan ini terbilang cukup mudah yaitu dengan dudk melingkar dengan satu tapak tangan terbuka ke atas.
Jonjang
Sebelum memulai permainan semua pemain melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan pemain yang menjadi penjaga. Pemain yang menjadi penjaga harus menyentuhkan jari telunjuk ke telapak tangan teman satu per satu secara berurutan sambil menyanyikan sebuah lagu atau tembang dolanan.

Ketika lagu berakhir, pemain yang telapak tangannya terakhir disentuh oleh penjaga akan menjadi penjaga selanjutnya. Begitu seterusnya hingga tiap pemain sepakat untuk berhenti bermain.

Jonjang merupakan bahasa Jawa dialek Banyumasan untuk permainan rakyat. Permainan jonjang dapat dilaksanakan pada saat terang bulan. Ada dua jenis permainan jonjang yaitu permainan jonjang dan pertandingan jonjang. Jonjang untuk permainan dimainkan oleh dua orang atau lebih dalam bentuk tetembangan atau aktivitas tertentu yang dilakukan bersama-sama sebagai hiburan.

Sementara jonjang untuk pertandingan adalah jenis jonjang yang dilakukan dua orang atau lebih yang saling berhadapan satu sama lain dan memiliki unsur menang kalah.

Saat bermain jonjang ada tetembangan atau syair yang biasa dinyanyikan. Syair atau tetembangan tersebut sebenarnya tidak memiliki arti khusus. Syair tersebut dinyanyikan hanya sekedar tembang parikan atau tembang dolanan yang bisa dinyanyikan saat bermain jonjang.

Berikut ini beberapa tetembangan yang biasa dinyanyikan mengirirngi permainan jonjang :
Tetembangan 1
Jonjang iris-iris telo
Babu londo momong sinyo
Didolani motor mabur
Motor mabur kapal udara
Numpak sepur mudhun ning Kroya
Adang bubur nggo sangu ronda
Mbengi nganggur awan kerja

Tetembangan 2
Jonjang emper wetan, ana sapi udag-udagan
Biyung tulung, si biyung nambal payung
Payung bodol, ditambal dodol
Dodole mambu, dipangan tuhu
Tuhune mati, dibuang kali
Kaline jero, iwake loror
DIcacag bendho, bendhone gowang
Nggo ator gedhang, gedhange mateng
Nggo isen weteng

Selain permainan jonjang seperti yang telah dijelaskan tersebut, masih ada beberapa permainan tradisional lainya yang berasal dari daerah Banyumasan. Beberapa permainan tradisional tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Seliring Genting
Seliring genting merupakan salah satu permainan yang dilakukan saat bulan purnama. Permainan ini bercerita tentang seorang pencuri yang berpura-pura mendatangi rumah untuk meminta api. Pemilik rumah yang curiga mengetahui bahwa orang tersebut berniat mencuri ayam miliknya.

Permainan seliring genting dimainkan oleh sekelompok anak yang berdiri membentuk barisan seperti ular-ularan dan seorang anak yang berberapn sebagai pencuri. Pemain yang berdiri di barisan paling depan akan menjadi pemilik rumah dan berhadapan dengan pencuri. Pemain yang berada di barisan paling belakang akan menjadi ayam yang akan dicuri oleh pencuri. Pemain sisanya bertugas menjadi penjaga rumah yang menjaga agar ayamnya tidak dicuri. Para penjaga harus pandai mengelak agar pencuri kesulitan menangkap ayam.

2. Jonjang Dogrok
Dogrok dalam bahasa jawa Banyumasan berarti jongkok. Di beberapa daerah permainan jonjang dogrok disebut dengan permainan petak jongkok. Pada permainan ini, dipilih beberapa orang untuk bertugas sebagai "masang" dan bukan "masang".

Permainan ini dimulai saat semua pemain yang bukan masang berlari menjauhi para pemain yang masang. Pemain yang masang harus mengejar pemain yang bukan masang sampai berhasil menepuk pemain yang bukan masang.

Tepukan dianggap sah jika pemain yang bukan masang ditepuk saat berdiri. Pemain yang bukan masang dapat dogrok (jongkok) untuk menghindari tepukan pemain masang. Pemain yang telah dogrok (jongkok) tidak dapat berdiri sendiri, jika ingin berdiri kembali harus mendapat tepukan dari pemain bukan masang yang sedang berdiri. Bila pemain yang bukan masang hanya tersisa satu orang saja yang berdiri, maka pemain tersebut tidak boleh dogrok (jongkok) hingga ada pemain lain yang menggantikan.

Tetembangan 3
Jonjang tik kening
Godhong gedhang mati kuning
Kuning rowak-rawek
Bocah gering pating jembewek

B. Nilai-nilai Luhur Permainan Jonjang
Permainan tradisional bersumber dari kearifan lokal. Dalam permainan tradisional terkandung nilai-nilai luhur dan pesan-pesan moral. Nilai-nilai luhur yang terdapat pada permainan jonjang adalah sebagai berikut.

1. Nilai Kejujuran
Dalam permainan jonjang setiap pemain harus bersikap jujur dan tidak boleh berbuat curang. Pemain yang bermain curang biasanya tidak diajak bermain lagi.

2. Nilai Cinta Lingkungan
Bermain jonjang biasanya dilakukan di halaman rumah, lapangan, pekarangan rumah, bahkan di kebun. Saat bermain, setiap pemain harus menjaga kebersihan dan kelesatarian lingkungan. Dengan menjaga kelestarian lingkungan kita menerapkan perilaku cinta lingkungan dan menjaga alam sekitar.

3. Nila Kerja Sama
Permainan jonjang tidak bisa dilakukan sendiri dan membutuhkan orang lain. Tetembangan pada permainan jonjang juga dinyanyikan secara bersama-sama. Aturan permainan jonjang juga harus dipatuhi oleh semua pemain. Jika aturan tidak dipatuhi maka permainan tidak akan berjalan dengan baik.

4. Nilai Kedisiplinan
Aturan dalam permainan jonjang harus dipatuhi oleh para pemain. Setiap pemain akan belajar mematuhi aturan permainan yang telah disepakati bersama. Aturan permainan ini melatih mereka untuk bersikap disiplin.

Permainan jonjang yang dilakukan di tempat terbuka secara tidak langsung akan membuat anak selalu ingat waktu. Sebelum hari gelap permainan harus dihentikan dan mereka kembali ke rumah masing-masing.

5. Nilai Sosial
Permainan jonjang dilakukan secara bersama-sama. Saat mereka bermain bersama-sama anak akan bersosia;isasi dan saling berkomunikasi satu sama lain.

Setiap permainan memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut akan bermanfaat jika diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:03 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.