Home » » Tuturan Berpasangan dalam Teks Dialog

Tuturan Berpasangan dalam Teks Dialog

Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Dalam teks negosiasi antara karyawan dan pengusaha penutur adalah karyawan sedangkan mitra tutur adalah wakit perusahaan. Dialog tersebut terdiri atas 22 tuturan. Tuturan dari karyawan tersebut yang diwakili oleh Suparmin, sedangkan dari pihak perusahaan diwakili oleh Hadi Winoto. Jika dialog tersebut disusun menurut struktur teksnya, maka dialog teks negosiasi mempunyai struktur teks yang sederhana, yaitu pembukaan^isi^penutup, seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Negosiasi antara Karyawan dan Pengusaha
PembukaanWakil karyawan:Selamat sore, Pak.
Wakil Perusahaan:Selamat sore. Mari, silakan duduk.
Wakil karyawan:Ya, terima kasih.
Wakil Perusahaan:Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan. Anda siapa?
Wakil karyawan:Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk menemui pimpinan. (Mereka bersalaman)
IsiWakil Perusahaan:Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.
Wakil karyawan:Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.
Wakil Perusahaan:Maksudnya?
Wakil karyawan:Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami menerima upah sebesar Rp3.000.000,00.
Wakil Perusahaan:Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP (upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang.
Wakil karyawan:Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan kami dipenuhi.
Wakil Perusahaan:Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.
Wakil karyawan:Lalu, bagaimana?
Wakil Perusahaan:Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami kesulitan.
Wakil karyawan:Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak. Paling tidak kami menerima gaji sebesar Rp2.800.000,00.
Wakil Perusahaan:Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.
Wakil karyawan:Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.
Wakil Perusahaan:Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan temanteman karyawan dan sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.
PenutupWakil karyawan:Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?
Wakil Perusahaan:Ya, silakan.
Wakil karyawan:Ya, terima kasih. Selamat sore.
Wakil Perusahaan:Selamat sore. (Mereka bersalaman)

Tuturan Berpasangan
Pada teks negosiasi antara karyawan dan pengusaha pembukaan dialog hanya berisi salam dan perkenalan antara wakil perusahaan dan wakil karyawan. Pada bagian penutup berisi ungkapan terima kasih dan salam penutup.

Perhatikan pasangan tuturan berikut ini!
Wakil Perusahaan:Selamat sore. Mari, silakan duduk.
Wakil karyawan:Ya, terima kasih.

Terlihat bahwa pada tuturan nomor 2 dan 3, wakil perusahaan menyuruh wakil karyawan untuk duduk. Di situ terdapat pasangan tuturan memerintah-mematuhi perintah. Apabila perintah tidak dipatuhi, pasangan itu menjadi memerintah–menolak perintah. Pasangan tuturan yang lain yang mungkin terdapat dalam negosiasi adalah sebagai berikut.
  1. Mengucapkan salam–membalas salam
  2. Bertanya–menjawab/tidak menjawab
  3. Meminta tolong–memenuhi/menolak permintaan
  4. Meminta–memenuhi/menolak permintaan
  5. Menawarkan–menerima/menolak tawaran
  6. Mengusulkan–menerima/menolak usulan, dan sebagainya

Berdasarkan pasangan tuturan teks negosiasi karyawan dan pengusaha dapat disusun sebagai berikut.
Wakil karyawan:Selamat sore, Pak.Mengucapkan salam
Wakil Perusahaan:Selamat sore. Mari, silakan duduk.Membalas salam/Memerintah
Wakil karyawan:Ya, terima kasih.Mematuhi perintah.
Wakil Perusahaan:Saya, Hadi Winoto, wakil dari perusahaan. Anda siapa?Bertanya
Wakil karyawan:Saya Suparmin, yang dipercaya teman-teman untuk menemui pimpinan. (Mereka bersalaman)Menjawab
Wakil Perusahaan:Sebenarnya, apa yang terjadi? Semua karyawan di perusahaan ini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK.Bertanya
Wakil karyawan:Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin memperbaiki nasib dan hidup layak.Menjawab
Wakil Perusahaan:Maksudnya?Bertanya
Wakil karyawan:Ya, pasti Bapak tahu. Kami, karyawan, sudah bekerja keras demi perusahaan. Tetapi, kami merasa kurang mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya dengan uang Rp2.000.000,00 sebulan. Paling tidak, kami menerima upah sebesar Rp3.000.000,00.Menjawab/Meminta
Wakil Perusahaan:Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Listrik naik, bahan bakar naik, dan biaya operasional lain juga naik. Kenaikan UMP (upah minimum provinsi) belum bisa naik sekarang. Menolak permintaan
Wakil karyawan:Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan kami dipenuhi.Menawarkan
Wakil Perusahaan:Tidak boleh demikian. Kita harus mencari jalan tengah.Menolak tawaran
Wakil karyawan:Lalu, bagaimana?Bertanya
Wakil Perusahaan:Saya akan mengusulkan kenaikan tersebut kepada direksi. Perusahaan hanya mampu menaikkan UMP sampai Rp2.400.000,00. Tidak lebih dari itu. Anda sendiri tahu bahwa pada situasi global ini perusahaan mana pun mengalami kesulitan.Menjawab/menawarkan
Wakil karyawan:Tidak bisa, Pak. Ini kota Jakarta, Pak. Semua harus dibeli dengan uang. Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak. Paling tidak kami menerima gaji sebesar Rp2.800.000,00.Menolak tawaran
Wakil Perusahaan:Nanti saya akan mengusulkan ke direksi sebesar Rp2.600.000,00.Menawarkan
Wakil karyawan:Tapi, usahakan lebih, Pak. Kami akan bekerja lebih keras lagi.Menerima tawaran
Wakil Perusahaan:Baiklah, akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman karyawan dan sampaikan kepada mereka mulai besok semua karyawan harus masuk kerja kembali. Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.Meminta tolong
Wakil karyawan:Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?Memenuhi permintaan/bertanya
Wakil Perusahaan:Ya, silakan.Menjawab

Perhatikan tuturan “Baik, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?” (tuturan 19). Tuturan itu merupakan permintaan izin untuk meninggalkan ruang negosiasi. Hal itu menunjukkan bahwa negosiasi sudah selesai. Negosiasi di atas dilakukan dengan bahasa yang santun. Yaitu negosiasi dilakukah dengan sikap dan perkataan yang menghargai orang lain.

Salah satu bukti yang menunjukkan bahasa santun pada negosiasi itu adalah penggunaan ungkapan silakan duduk. Pilihlah ungkapan lain berikut ini yang memperlihatkan kesantunan itu dengan membubuhkan tanda centang (√).
UngkapanYaTidak
(a)... apa yang terjadi, semua karyawan di perusahaan ini melakukan demonstrasi?-
(b)Ya, tolong diusahakan bagaimana caranya agar kami dapat hidup layak.-
(c)Kita harus mencari jalan tengah.-
(d)Tolong kendalikan teman-teman karyawan-
(e)Karyawan yang mogok kerja akan kena sanksi.(mengancam)-

Pada dialog diatas wakil pengusaha mengusulkan keinginan wakil karyawan kepada direksi perusahaan. Bayangkan kalian bertindak sebagai wakil siswa di sekolah kalian untuk melakukan negosiasi dengan kepala sekolah. Buatlah kalimat yang berisi usulan tentang keinginan teman-teman kalian itu!
  1. Kami mengusulkan, sebaiknya setiap hari jum’at diadakan kegiatan bersih-bersih setelah sholat Jum’at agar sekolah kita semakin indah, bersih, dan rapi.
  2. Berdasarkan usulan teman-teman, sebaiknya untuk siswa kelas 10 jam belajar di sekolah harap dikurangi. Selama ini kami selalu pulang sore, sebagian besar diantara kami langsung tidur sepulang sekolah. Jadi, itu usulan saya dan teman-teman saya.
  3. Kami mengusulkan biaya iuran sekolah diringankan untuk siswa yang tidak mampu, bahkan kalau bapak sanggup bisa digratiskan. Beberapa diantara teman saya keluarganya sedang mengalami kesulitan ekonomi
  4. Bapak kepala sekolah, mohon segera dibangun gedung koperasi sekolah. Hal itu dikarenakan koperasi merupakan salah satu syarat pemenuhan sekolah.

Pada awal dan akhir negosiasi para pelaku bersalaman. Aksi nonverbal bersalaman menunjukkan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak selain itu bersalaman juga menunjukkan keduanya saling memafkan. Perbuatan awal dan akhir negosiasi para pelaku bersalaman, dapat dikatakan bahwa jarak antara wakil karyawan dan wakil perusahaan semakin mendekat. Seandainya mereka tidak bersalaman, dapatkah dikatakan bahwa jarak antara wakil karyawan dan wakil perusahaan terasa makin jauh.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:48 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.