Home » » Dampak Negatif Penggunaan Pestisida

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida

Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Ada dua macam pestisida, yaitu pestisida kimiawi dan pestisida non kimiawi. Pestisida kimiawi berdasarkan sasarannya dapat berupa insektisida (serangga), fungisida (fungi/jamur), rodentisida (hewan pengerat), herbisida (gulma), akarisida (tungau), nematisida (nematoda), dan bakterisida (bakteri). Sedangkan pestisida non kimiawi antara lain pestisida biologis (agens pengendali hayati (APH)) dan pestisida nabati (pesnab).

Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana dan cenderung berlebihan serta tidak tepat sasaran sering mengakibatkan ketidakberhasilan dalam mengendalikan serangan hama dan penyakit, bahkan memacu peningkatan serangan organisme pengganggu tumbuhan. Di Indonesia petani yang paling banyak menggunakan berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani tanaman pangan, dan petani tanaman hortikultura buah-buahan. Sebaiknya penggunaan psetisida dilakukan dengan cara yang bijak.

Pestisida memang banyak memberi manfaat dan keuntungan. Keuntungan itu di antaranya: cepat menurunkan populasi jasad pengganggu tanaman, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran, serta mudah diangkut dan disimpan. Manfaat lain adalah secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan.

Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk. Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis, ibarat pisau bermata dua. Di balik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya mengerikan. Dampak buruk penggunaan pestisida dapat dikelompokkan atas 3 bagian sebagai berikut.

Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia
Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya. Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.

Pestisida Berpengaruh Buruk Terhadap Kualitas Lingkungan
Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun.

Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-buahan.

Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman
Tujuan penggunaan pestisida untuk mengurangi populasi hama, dalam kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman. Hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida. Ada tiga dampak akibat penggunaan pestisida khususnya terhadap populasi hama.
    Dampak Negatif Penggunaan Pestisida
  • Munculnya ketahanan hama terhadap pestisida. Hama yang mampu selamat dari pestisida akan memiliki kekebalan terhadap pestisida tersebut.
  • Peningkatan populasi (resurgensi) hama, peristiwa resurgensi hama terjadi apabila setelah diperlakukan aplikasi pestisida, populasi hama menurun dengan cepat dan secara tiba-tiba justru meningkat lebih tinggi dari jenjang polulasi sebelumnya.
  • Ledakan populasi hama sekunder, penggunaan pestisida dapat menurunkan hama utama, namun organisme yang sebelumnya bukan hama utama akan meningkat jumlahnya. Hal ini terjadi karena hilangnya musuh alami dari hama tersebut.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:40 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.