Home » , , , » Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai

Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai

Teks kritik dan esai berdasarkan fungsinya dapat dimasukkan dalam genre teks eskposisi. Teks eksposisi digunakan untuk menyampaikan pendapat. Sistematika teks kritik dan esai dapat dilihat dari struktur teksnya. Struktur teks kritik dan esai sama dengan struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumen, dan penegasan ulang. 

Dalam teks kritik, pendapat/ tesis yang disampaikan adalah hasil penilaian terhadap sebuah karya. Argumen yang disajikan berupa data-data obyektif dalam karya serta alasan yang logis. Penegasan ulang dalam kritik dapat berupa ringkasan atau pengulangan kembali tesis dalam kalimat yang berbeda. 

Dalam teks esai, pendapat/tesis yang disampaikan adalah pandangan penulis terhadap objek atau fenomena yang disorotinya. Argumen yang disajikan berupa alasan yang logis yang subjektif. Penegasan ulang dalam kritik dapat berupa ringkasan atau pengulangan kembali 

Secara umum, teks eksposisi terdiri dari tiga bagian utama. Ketiga bagian tersebut adalah tesis, argumen, dan juga penegasan ulang. Seperti apa penjelasannya? Yuk simak artikel ini!

Pernyataan Pendapat
Bagian pembuka dari teks eksposisi adalah pernyataan pendapat. Peran pernyataan pendapat di sini cukup penting karena pernyataan pendapat adalah bagian yang berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan dibahasnya. 

Argumen
Setelah tesis, bagian selanjutnya adalah argumen. Rangkaian argumen akan memaparkan sejumlah pendapat atau argumen penulis sebagai penjelasan dari tesis yang dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini, penulis juga dapat mengemukakan sejumlah fakta untuk menguatkan argumen. Misalnya dengan mengutip data-data yang valid, pendapat ahli, ataupun penemuan-penemuan ilmiah.

Penegasan ulang
Bagian terakhir dari teks eksposisi adalah penegasan ulang. Dalam penegasan ulang, di sini penulis menegaskan kembali pendapat yang ia katakan di dalam argumen dan juga dapat menambahkan saran ataupun rekomendasi terhadap permasalahan yang diangkat.
Menimbang Ayat-ayat Cinta
Tugas
Bacalah kembali teks ”Menimbang Ayat-ayat Cinta” dan ”Gerr” di atas. Kemudian, analisislah sistematika teksnya berdasarkan struktur teks. 

A. Sistematika Teks Menimbang Ayat-ayat Cinta
SistematikaKutipan teks
Pernyataan pendapatKarya sastra yang baik juga bisa menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Ini karena dalam karya sastra seharusnya terdapat ajaran moral, sosial sekaligus ketepatan dalam pengungkapan karya sastra.
Argumen
  1. Novel yang kemudian menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik -konflik yang disusun dengan apik oleh penulisnya.
  2. Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat novel ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan wanita. Banyak cinta lain yang masih bisa digambarkan, seperti cinta pada sahabat, kekasih hidup, dan tentu saja pada cinta sejati, Allah Swt.
  3. Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh pembaca pada setiap bagiannya. Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah.
  4. Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap lekuk bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung sehingga seakan-akan mengajak pembaca untuk berwisata dan menikmati suasana Mesir di Timur Tengah lewat karya tulisannya.
  5. Banyak peristiwa yang tidak terduga menjadi kejutan. Konflik yang dibangun juga membuat novel ini layak menjadi novel kebangkitan bagi sastra islami setelah merebaknya novel- novel teenlit.
  6. Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut.
Penegasan ulangPenulis dapat menceritakan latar cerita dengan begitu apik dilengkapi alur yang disusun deggan baik sehingga tidak menampilkan cerita yang monoton. Namun, dalam penggambaran karakter Fahri dalam cerita, tokoh tersebut terlalu digambarkan sempurna. Penulis mungkin harus menyelipkan sisi lain tokoh dalam cerita tersebut.

B. Sistematika Teks Gerr
SistematikaKutipan teks
Pernyataan pendapatBagi saya, teater ini adalah "teater miskin" dalam pengertian yang berbeda dengan rumusan Jerzy Grotowski.
Argumen
  1. Bukan karena ia hanya bercerita tentang kalangan miskin, Putu Wijaya tidak tertarik untuk berbicara tentang lapisan-lapisan sosial. Teater Mandiri adalah "teater miskin" karena ia, sebagaimana yang kemudian dijadikan semboyan kreatif Putu Wijaya, "bertolak dari yang ada"
  2. Malam hari ketika kantor sepi, ia akan menggunakan ruangan yang terbatas untuk latihan teater.
  3. Dari sinilah kemudian berkembang gaya Putu Wijaya yaitu sebuah teater yang dibangun dari dialektik antara peristiwa dan cerita, antara kehadiran aktor dan orang-orang yang hanya bagian komposisi panggung, antara kata sebagai alat komunikasi dan kata sebagai benda tersendiri.
Penegasan ulangSebab yang tak terkatakan juga bagian dari "yang ada". Dari sana kreativitas yang sejati bertolak.

Demikian pembahasan mengenai Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai . Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XII Kurikulum 2013, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 6:26 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.