Home » , , , » Berlatih Menulis Teks Deskripsi Bertema Acara Keluarga

Berlatih Menulis Teks Deskripsi Bertema Acara Keluarga

Tujuan Pembelajaran kali ini adalah secara mandiri, peserta didik dapat menulis teks deskripsi dengan sudut pandang orang pertama dengan tepat. Sudut pandang juga merupakan teknik, strategi, serta siasat yang dengan sengaja dipilih pengarang untuk kemudian mengemukakan gagasan ide dalam suatu cerita. Sehingga, semua yang dikemukakan dalam cerita fiksi kemudian menjadi milik pengarang. Meski demikian cerita fiksi kemudian juga dapat disalurkan melalui sudut pandang tokoh.

Sudut pandang merupakan cara penulis dalam menempatkan atau memandang dirinya dalam suatu cerita. Terdapat sudut pandang, dimana pengarang seolah-olah menjadi pelaku utama ataupun menjadi orang lain dalam sebuah cerita yang dibuat. 

Pada kegiatan belajar kali ini kalian akan mencoba menuslis teks deskripsi bertema acara keluarga. Beberapa ketentuan yang dapat kalian gunakan untuk menulis teks deskripsi antara lain sebagai beriikut.
  1. Tulislah pengalaman kalian mengikuti sebuah acara keluarga atau acara lain yang melibatkan orang banyak.
  2. Gunakan sudut pandang orang pertama. Deskripsikan perasaan kalian. Dengan sudut pandang orang pertama, kalian tidak mengetahui perasaan orang lain, kecuali orang itu menyampaikannya. Kalian juga dapat menduga perasaan mereka dari ekspresi dan sikap tubuh orang tersebut.
  3. Uraikan apa yang kalian lihat dan kalian dengar dalam acara tersebut agar pembaca seolah-olah berada di sana. Gambarkan orang-orang yang hadir dan apa yang mereka lakukan. Kalian juga dapat menceritakan aroma makanan yang tersaji di meja hidangan, bunga-bunga yang menjadi hiasan panggung, atau aroma lain yang tercium. 
  4. Jika peristiwa yang kalian alami itu berkaitan dengan orang lain yang tidak ingin kalian sebutkan namanya, kalian dapat menggunakan nama samaran. 

Kalian dapat menggunakan panduan berikut ini atau menulis dengan urutan pilihan kalian sendiri.
  1. Acara apa yang kalian hadiri?
  2. Di mana dan kapan acara itu berlangsung? 
  3. Bagaimana perasaan kalian saat menghadiri acara tersebut?
  4. Mengapa kalian merasa demikian?
  5. Siapa saja orang yang hadir dalam acara itu? 
  6. Apa yang mereka lakukan?
  7. Bagaimana perasaan kalian kepada orang itu?
  8. Bagaimana perasaan kalian hari ini tentang acara tersebut?

Pengalaman Menjadi Pengiring Pengantin Adat Jawa
Pengalaman saya ini saya peroleh ketika kakak saya menikah di Jakarta. Kebetulan karena keluarga saya dan keluarga besan sama sama dari Jawa maka upacara pernikahan menggunakan adat Jawa. Saat itu karena saya adalah adik kandung satu satunya dari pihak mempelai pria, maka saya diminta untuk menjadi pengiring pria sampai dengan naik ke pelaminan. 

Sayapun merasa sangat senang dan mengiyakan karena sebagai adik jarang sekali membantu kakak saya sehingga inilah kesempatan saya untuk menyenangkan hatinya. Pihak keluarga besar pun menunjuk saya dan juga om saya alias adik ipar bapak.
Pengantin Adat Jawa
Pada hari pelaksanaan upacara pernikahan saya langsung menuju ke rumah pengantin wanita sebab sudah ditunggu oleh penata rias untuk merias saya menjadi pengiring pengantin. Selesai didandani oleh perias saya langsung disuruh bersiap-siap untuk menyambut kedatangan besan dari pihak laki-laki yang akan start persih pas pintu masuk tenda.

Begitu sampai di tengah tengah perjalanan, maka pihak besan pria diwakili oleh ustads di dekat rumah orang tua saya memberikan sambutan untuk meminta izin kepada tuan rumah dan sekaligus mengutarakan tujuan kedatangan rombongan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Kemudian giliran perwakilan dari pihak pengantin wanita yang memberikan sambutan yang mana diwakili oleh adik kandung dari besan wanita itu sendiri.

Intinya kata sambutan dari pihak wanita menerima dengan senang hati kedatangan dari keluarga pengantin pria. Setelah itu pengantin pria diminta berjalan menuju ke pengantin wanita dan langsung disejajarkan bersebelahan dengan pengantin wanita.

Dengan membawa selendang, bapak dari pengantin wanita mengikat kedua mempelai dan menditempatkan berdiri persis di belakang bapak pengantin wanita untuk menuju ke pelaminan. Saat berada di tengah perjalanan pengantin pria diminta untuk menginjak telor sampai pecah dan kemudian sang pengantin wanita membersihkannya dengan menggunakan nampan yang diisi dengan air.

Selama berjalan menuju pelaminan saya dan rombongan pengiring lainnya mengikuti dari belakang sampai dua orang pengantin ini naik ke atas panggung. Walaupun kelihatannya singkat, namun dalam prakteknya ritual ini memakan waktu yang cukup lama dan dari satu step ke step yang lain jarak waktunya juga lama.

Akhirnya setelah kedua belah mempelai naik ke pelaminan, maka ada acara-acara selanjutnya yang dipandu oleh seorang MC untuk memberi tahu tahapan-tahapannya. Seperti acara suap-suapan, sungkem dengan kedua orang tua dan lain sebagainya. Sementara itu saya hanya berada di bawah dan menonton saja. Nah, itulah tadi kisah saya tentang Pengalaman Jadi Pengiring Pengantin Adat Jawa. 
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 12:26 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.