Teknologi termasuk teknologi informasi dikembangkan untuk membantu manusia menghadapi tantangan dan mencoba kualitas hidup yang lebih baik. Menurut kajian global UNESCO tahun 2018 tentang literasi digital, literasi digital adalah kemampuan mengakses mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dengan aman dan tepat guna, dengan menggunakan teknologi digital.
Dalam konteks pembelajaran, literasi digital berarti kemampuan mengakses mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, dan menciptakan pengetahuan. Artinya, literasi digital bukan sekedar ketramplian teknis menggunakan teknologi, tapi mengintegrasikannya dengan proses belajar.
Model T-Pack dikembangkan oleh Mishra and Kohler pada tahun 2006 khusus untuk tujuan membantu guru mencapai praktik terbaik dalam pemanfaatan teknologi dalam pebelajaran. Mishra and Kohler merumuskan bahwa pemanfaatan teknologi menjadi maksimal ketika guru bisa mengintegrasikan tiga pengetahuan, pertama, pengetahuan teknologi, kedua, pengetahuan pedagogi, ketiga, pengetahuan konten.
- Pengetahuan teknologi merujuk pada pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur-fitur yang tersedia.
- Pengetahuan pedagogi merujuk pada prinsip, pendekatan, dan metode pembelajaran. Terutama yang bersifat student center learning dalam hal ini merdeka belajar.
- Pengetahuan konten merujuk pada mata pelajaran dan topik-topik bahasan yang akan diajarkan.
Jadi literasi digital dalam pembelajaran artinya keterampilan kita mengintegrasikan ketiganya, pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten. Untuk menjadi guru dengan litrasi digital yang baik, bukan dengan cara belajar aplikasi sebanyak mungkin. Malah sebaliknya ketika seorang guru keterampilan teknologinya cukup terbatas, hanya familiar dengan beberapa aplikasi, tapi rajin membuat konten, dan perangkat ajar, dan menggunakan teknologi dalam proces student center learning, sangat bisa dibilang bahwa literasi digitalnya lebih baik.
Untuk mencapai tingkat kematangan tersebut perlu refleksi dengan pertanyaan seperti berikut ini.
Bagaimana ya saya mengawakkan berpikir kritis murid dengan menggunakan aplikasi ini?
Fitur apa yang bisa saya eksploitasi agar murid saya fasih memecahkan masalah?
Bagaimana ya media sosial bisa membuat saya benar-benar terampil berkomunikasi?
Dalam mengerjakan tugas, murid umumnya melawat 5 tahap untuk memudahkan mengingatnya setiap tahap tersebut, saya wakilkan dengan 5 kata yaitu kaji, konsep, diskusi, kemas, dan sebar.
- Di tahap satu, ya itu kaji, kita sedang mencari gagasan. Kita membutuhkan aplikasi untuk mencari dan menyimpan informasi, misalnya search engine dan chat GPT.
- Di tahap dua, yaitu konsep, kita akan menyuguhkan gagasan kita ke kelas. Kita membutuhkan aplikasi membuat dokumen teknis. Bentuknya bisa antara lain askah presentasi dan mind map. Contoh aplikasi adalah doc dan slides.
- Di Tahap tiga, yaitu diskusi, kita bertukar pikiran dan mengundang umpan balik. Kita membutuhkan aplikasi untuk koordinasi. Contoh aplikasi adalah classroom dan telegram.
- Di Tahap empat, yaitu kemas kita memoles file konsep tadi, menjadi suguhan populer. Kita membutuhkan aplikasi yang bisa membantu kita menyajikan gagasan kita dengan menarik. Contoh aplikasinya adalah canva.
- Di Tahap lima, sebar. Murid menyuguhkan gagasan kita ke audiens yang lebih luas. File video, audio, poster yang sudah kita buat, akan kita sebarkan. Kita membutuhkan aplikasi penerbitan atau publishing. Di sini, laplikasi media publishing dan media sosial memberikan manfaat untuk belajar. Contohnya Linkedin, Instagram, YouTube dan lain lain.
Ada ribuan aplikasi tersedia, tapi kita tidak dituntut untuk menguasai semuanya. Kita cukup memastikan bahwa kita menguasai paling tidak satu aplikasi untuk setiap tahap tadi. Artinya hanya dengan 5 aplikasi pun, kita bisa menggunakan teknologi informasi sebagai alat untuk implementasi mendeka belajar.
Yang lebih penting lagi adalah menyiasati bagaimana agar aplikasi search engine dan generatif AI membantu mengasah berpikir kritis. Aplikasi presentasi membantu mengasah kreativitas dan problem solving. Aplikasi LMS mengasah sikap empati dan menerima umpan balik. Aplikasi design mengasah virasat estetika. Aplikasi media sosial mengasah sikap berbagi kebaikan.
Literasi digital bukan eksklusif milik orang-orang yang punya akses teknologi termutahir. Apapun teknologi yang tersedia di sekolah bisa disiasati untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bapak dan ibu tidak perlu khawatir ketinggalan teknologi informasi untuk mencapai literasi digital yang baik dalam merdeka belajar. Ada 3 hal yang Bapak dan ibu perlu perhatikan.
- Pertama, bapak dan ibu hanya perlu mulai dengan 5 aplikasi, bahkan bisa kurang yang lebih penting adalah kepekaan bapak dan ibu dalam menggunakan aplikasi tersebut untuk mengasah ke trampilan belajar, seperti kerativitas, berpikir kritis, memecahkan masalah dan lain-lain.
- Kedua, bapak dan ibu menyadarkan murid bahwa bisa menggunakan teknologi terkini adalah suatu berkah. Setiap hardware dapat mendukung pembelajaran dengan cara yang berbeda.
- Ketiga, selalu ada strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran apapun teknologi yang tersedia di sekolah anda.
Latihan Pemahaman
A. Literasi Digital Implementasi Kurikulum MerdekaMenurut Kerangka TPACK, untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, Guru perlu punya pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur yang tersedia. Ini disebut:
Jawaban : Pengetahuan teknologi
B. Literasi Digital dalam Mengerjakan Mengerjakan Tugas Belajar
Dalam mengerjakan tugas, ada saatnya murid memerlukan aplikasi yang membantunya untuk berkonsultasi dan berkoordinasi dengan guru atau teman-temannya. Tahap ini disebut:
Jawaban : Diskusi
C. Contoh Praktis Literasi Digital dalam Pembelajaran
Pada contoh Guru PJOK di video, literasi digital apa saja yang tercermin dari kegiatan pembelajarannya?
Jawaban : Literasi digital yang baik tercapai walaupun teknologi yang digunakan terbatas
2. Cerita Reflektif
A. Literasi Digital dan Implementasi Merdeka Belajar
Adakah pemahaman baru yang Anda dapat dari paparan video tadi tentang peran soft skills Literasi Digital dalam implementasi Merdeka Belajar?
Sejatinya teknologi dikembangkan untuk membantu manusia menghadapi tantangan dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
B. Literasi Digital dalam Mengerjakan Tugas Belajar
Setelah menyimak video tadi, bagaimana Anda akan mencoba mempraktikkan soft skills Literasi Digital selama sebulan ke depan?
Saya akan mencoba menerapkan Literasi Digital dalam pembelajaran di kelas.
C. Contoh Praktik Literasi Digital dalam Pembelajaran
Setelah menyimak video tadi, bagaimana Anda akan mencoba mempraktikkan soft skills Literasi Digital selama sebulan ke depan?
Saya akan mencoba penerapan Literasi Digital dalam bentuk video singkat yang berisi tentang umpan balik siswa terhadap materi yang telah mereka pelajari.
1. | Dalam mengerjakan tugas, ada saatnya murid memerlukan aplikasi yang membantunya untuk mencari gagasan, menyimpan informasi temuan, menggali-gali informasi. Tahap ini disebut: | |
A. | Kaji | |
B. | Diskusi | |
C. | Kemas | |
D. | Sebar | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
2. | Pada contoh Guru PJOK di video, literasi digital apa saja yang tercermin dari kegiatan pembelajarannya? | |
A. | Murid menggunakan fitur comment dokumen supaya modern | |
B. | Murid menggunakan aplikasi presentasi karena biasanya begitu | |
C. | Literasi digital yang baik tercapai walaupun teknologi yang digunakan terbatas | |
D. | Murid memvideokan praktik supaya presentasi sarat media | |
Pembahasan : Jawaban : C | ||
3. | Literasi Digital seorang dalam pembelajaran dianggap baik jika ia menggunakan aplikasi Generative AI (seperti Chat GPT) untuk berikut ini, KECUALI: | |
A. | Mencari jawaban pertanyaan tugas | |
B. | Mengasah berpikir kritis | |
C. | Mencari informasi awal | |
D. | Menggali mengapa temuan kita berbeda dengan temuan Chat GPT | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
4. | Seorang Guru sangat mengerti fitur-fitur animasi dalam aplikasi presentasi. Ia juga fasih mendampingi muridnya dalam project-based learning. Mana pernyataan yang paling cocok tentang Guru ini berdasarkan Kerangka TPACK. | |
A. | Pengetahuan Teknologi Guru ini tinggi | |
B. | Pengetahuan Paedagogi Guru ini tinggi | |
C. | Pengetahuan Konten Guru ini rendah | |
D. | A dan B benar | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
5. | Menurut Kerangka TPACK, untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, Guru perlu punya pengetahuan tentang hardware, software, dan fitur yang tersedia. Ini disebut: | |
A. | Pengetahuan Teknologi | |
B. | Pengetahuan Paedagogi | |
C. | Pengetahuan Konten | |
D. | Pengetahuan Komunitas | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
6. | Dalam mengerjakan tugas, ada saatnya murid memerlukan aplikasi yang membantunya untuk berkonsultasi dan berkoordinasi dengan guru atau teman-temannya. Tahap ini disebut: | |
A. | Konsep | |
B. | Diskusi | |
C. | Kemas | |
D. | Sebar | |
Pembahasan : Jawaban : B | ||
7. | Dalam praktik ini, guru mengerti bahwa bisa mengedit dokumen secara bersama belum tentu berkolaborasi. Apa maksudnya? (Semua pernyataan ini benar, KECUALI): | |
A. | Fitur mengedit bersama tidak secara otomatis merangsang rasa saling percaya | |
B. | Fitur mengedit bersama tidak secara otomatis merangsang rasa tanggung jawab | |
C. | Fitur mengedit bersama merangsang hal lain, seperti berpikir kritis | |
D. | Fitur teknis tidak secara otomatis merangsang suatu tingkah laku | |
Pembahasan : Jawaban : C | ||
8. | Literasi Digital seorang dalam pembelajaran dianggap kurang baik jika ia menggunakan aplikasi LMS (seperti Edmodo, Google Classroom) untuk berikut ini, KECUALI: | |
A. | Sekadar dipakai untuk menyebar dokumen tugas | |
B. | Sekadar dipakai untuk murid mengumpulkan tugas | |
C. | Sekadar dipakai untuk daftar kehadiran | |
D. | Fitur chat yang tersedia digunakan untuk memancing diskusi kritis di antara murid | |
Pembahasan : Jawaban : D | ||
9. | Seorang Guru sangat menguasai aplikasi presentasi. Ia mampu menggunakan beragam fitur animasi yang tersedia. Namun demikian, di kelas pendekatannya adalah sebatas presentasi materi ajarnya. Mana pernyataan yang paling cocok tentang Guru ini berdsarkan Kerangka TPACK. | |
A. | Pengetahuan Teknologi Guru ini tinggi. | |
B. | Pengetahuan Pedagogi Guru ini tinggi. | |
C. | Pengetahuan Konten Guru ini rendah | |
D. | Pengetahuan Komunitas Guru ini tinggi. | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
10. | Dalam mengerjakan tugas, ada saat murid memerlukan aplikasi untuk menyuguhkan gagasannya ke kelas, ke teman murid ataupun ke gurunya. Format dokumen bisa berupa naskah, presentasi, dan mindmap. Dokumennya disusun dengan mengikuti kesepakatan resmi di kelas, dengan aturan format tertentu. Tahap ini disebut ... | |
A. | Konsep | |
B. | Diskusi | |
C. | Kemas | |
D. | Sebar | |
Pembahasan : Jawaban : A | ||
11. | Mengapa murid hanya diminta memakai aplikasi presentasi dan kamera video? Semua pernyataan ini benar, kecuali ... | |
A. | Karena jumlah aplikasi tidak menentukan kualitas belajar | |
B. | Karena kolaborasi tidak harus dengan banyak aplikasi | |
C. | Karena murid nanti harus presentasi | |
D. | Karena jumlah aplikasi tidak menjamin munculnya rasa tanggung jawab dan rasa percaya | |
Pembahasan : Jawaban : C |
Demikian pembahasan mengenai Modul 5 Literasi Digital Platform Merdeka Mengajar. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Mohon tidak memasukan link aktif.