Home » , , , » Menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen ‘Tukang Cukur’’ karya Budi Darma.

Menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen ‘Tukang Cukur’’ karya Budi Darma.

Cerpen adalah sebuah karya sastra yang relatif singkat atau dapat habis dibaca dalam sekali duduk. Di dalamnya menggunakan alur tunggal dan hanya berfokus pada satu tokoh atau peristiwa puncak. Dari pengertian tersebut, maka ciri-ciri cerpen antara lain tidak lebih dari 10 ribu kata; bersifat fiktif atau rekaan; fokus pada satu aspek cerita; lebih singkat daripada novel; tidak mencerminkan semua tokoh di dalamnya; terdapat alur, konflik, dan penyelesaian tunggal.

Meski singkat dan bersifat fiksi, tetapi cerpen umumnya menggambarkan atau mencerminkan kehidupan manusia. Selain itu, di dalam cerpen terdapat pesan atau nilai-nilai moral yang dapat diambil oleh pembacanya.

Sekarang kalian sudah mempunyai pengetahuan tentang peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang cerpen ‘Tukang Cukur” karya Budi Darma. Kini saatnya secara mandiri bacalah cerpen tersebut! Setelah kalian membaca cerpen tersebut di atas, buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Setelah itu, diskusikan dan jawablah pertanyaan di bawah ini!
‘Tukang Cukur’’ karya Budi Darma
1) Arti kosakata sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia
  1. reyot : sudah sangat rusak dan hampir roboh (tentang gubuk, kursi, meja)
  2. compang-camping : sudah sangat rusak biasanya untuk pakaian
  3. remah-remah : sisa makanan dan sebagainya yang ketinggalan di tempat makan
  4. wenter : serbuk pewarna (untuk pakaian) 
  5. bungkil : ampas (kacang, kedelai, kelapa) yang sudah diambil minyaknya 
  6. udeng : destar, ikat kepala 
  7. memaki-maki : marah-marah 
  8. dug : ikat kepala
  9. semak-semak : tumbuhan perdu 
  10. fajar : waktu sebelum matahari terbit 
  11. mendesing : mengeluarkan bunyi peluru yang ditembakkan dan sebagainya
  12. berkeliaran : berjalan (terbang dan sebagainya) ke mana-mana; bertualang

2) Menjawab pertanyaan tentang unsur intrinsik berdasarkan cerpen  “Tukang Cukur” karya Budi Darma. 
  • Tema utama dari cerpen “Tukang Cukur” adalah tentang manusia yang oportunis karena dalam cerita tersebut tokoh Tukang Cukur selalu mengikuti kelompok yang sedang menang. Pertama, dia bergabung PKI kemudian mengkhianatinya karena PKI kalah melawan TNI (pasukan Siliwangi). Kedua, dia bergabung dengan TNI (pasukan Siliwangi) walau kemudian TNI mengetahui keculasannya. Ketiga, dia bergabung dengan Belanda menjadi pasukan KNIL ketika Belanda berhasil menguasai Yogyakarta. Terakhir, dia menjadi pasukan NII dan mati terbunuh di bekas pabrik rokok. Tema tambahan dari cerpen “Tukang Cukur” adalah penggambaran kemiskinan pada zaman itu. Hal ini seperti tokoh Gito yang makan seadanya dengan pakaian yang tidak pantas dipakai. 
  • Yang menjadi tokoh utama adalah Tukang Cukur karena dia menjadi pusat perhatian dalam cerita dan banyak hal dalam hidupnya disorot. Tokoh tambahan yang muncul hanya sesekali, yaitu Gito, ayah, Ibu, Dasuki, Kakek Leman, Ruslan. 
  • Penokohan cerpen “Tukang Cukur” dibagi menjadi 3, yaitu tokoh  : (1) protagonis (Gito, ayah, dan ibunya). Mereka mewakili kebaikan  karena tidak pernah berbuat jahat. (2) Kedua adalah tokoh antagonis, yaitu tokoh yang mewakili kejahatan (Tukang Cukur yang berpindah-pindah keberpihakan). (3) Kemudian, tokoh campuran. Tokoh campuran merupakan penggambaran sikap tokoh yang memiliki sisi baik selain sisi buruk. Hal ini ada pada diri Ruslan yang terlihat ketika dia memberi pertolongan kepada keluarga Gito ketika perang datang tetapi pada akhir cerita justru Ruslan diketahui sebagai salah satu pemberontak. 
  • Sudut pandang pencerita yang digunakan adalah sudut pandang orang  ketiga, yaitu sudut pandang dari tokoh Gito. 
  • Tahap-tahap Alur yang digunakan ada lima tahap sebagai berikut.: (1) Tahap pengenalan (exposition atau orientasi), yaitu pada saat diperkenalkan dengan tokoh yang bernama Gito yang mempunyai latar belakang miskin. (2) Tahap kemunculan konflik (rising action), yaitu pada saat Kakek Leman menceritakan ada seorang tukang cukur yang melukai kepalanya.  (3) Tahap konflik memuncak (turning point atau klimaks) terjadi ketika  tokoh Tukang Cukur berganti-ganti memihak kepada pihak-pihak  yang sedang meraih kemenangan: dia memihak PKI, kemudian berubah memihak TNI, lalu berpindah memihak Belanda, dan  akhirnya memihak NII. (4) Tahap konflik menurun (antiklimaks), yaitu pada saat terjadi pertempuran di pabrik rokok Nitisemito dan ditemukan beberapa korban yang telah menjadi mayat. (5) Tahap penyelesaian (resolution) yaitu terjadi ketika Gito mengetahui bahwa salah satu mayat yang melakukan pemberontakan NII adalah Tukang Cukur. 
  • Latar yang digunakan meliputi latar waktu, tempat, dan suasana. (1) Latar tempat, beberapa lokasi disebutkan menjadi latar dari cerpen ini adalah di daerah Kudus. Informasi ini terdapat pada kutipan:  “Gito, anak Getas Pejaten, kawasan pinggiran kota Kudus…” (2) Latar waktu pada cerpen ini, yaitu pada September 1948–Desember 1949. (3) Latar suasana yang terbangun dalam cerpen ini adalah menegangkan dan penuh kejutan. Suasana menegangkan terjadi karena pada latar masa revolusi, yaitu September 1948–Desember 1949. Penuh kejutan karena kegiatan yang dilakukan Tukang Cukur sulit diprediksi. 
  • Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen “Tukang Cukur” ini sangat mewakili suasana dalam cerpen yang penuh ketegangan, seperti penggambaran perang yang memaksa Gito dan ayah ibunya untuk mengungsi. Hal ini terlihat pada kalimat: Setelah Kudus ditinggal oleh pasukan Siliwangi, pada suatu hari, ketika fajar hampir tiba, seluruh kota Kudus terasa bergetar-getar, langit dilalui pesawat cocor merah yang terbang sangat rendah, datang dan pergi, datang dan pergi lagi.
  • Amanat yang terkandung dalam cerpen “Tukang Cukur” adalah jangan  mempunyai sifat oportunis seperti Tukang Cukur. 

Demikian pembahasan mengenai Menganalisis unsur-unsur intrinsik pada cerpen  ‘Tukang Cukur’’ karya Budi Darma.. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas XI Kurikulum Merdeka, Kemendikbud
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:44 AM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.