Home » » Pembelajaran 6 Tema 4 Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku

Pembelajaran 6 Tema 4 Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku

Pada Pembelajaran 6 Tema 4 Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku akan mempelajari tentang menilai unsur cerita (pesan moral) berdasarkan pendapat pribadi dan menyajikan pendapat pribadi tentang unsur cerita (pesan moral). Membedakan antara sikap yang baik dan tidak baik terkait nilainilai yang terkandung dalam Pancasila. Menyajikan hasil analisis tentang sikap yang baik dan sikap yang tidak baik terkait dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasilaa. Memahami prosedur pola gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor untuk membentuk gerak dasar tendangan dalam seni bela diri dengan benar. Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor untuk membentuk gerak dasar tendangan dalam seni bela diri. Sebagai catatan tulisan ini hanya sebagai panduan saja ketika mengikuti kegiatan pembelajaran bersama Bapak/ibu guru.

Ayo Membaca
Taman Bermain yang Hilang
Malam hari merupakan malam yang ditunggu oleh Kupi, kepiting kecil. Ia menikmati saat-saat berjalan perlahan di gundukan pasir bersama ayahnya. Mereka menanti datangnya air pasang, yang akan membawa mereka ke dunia yang berbeda. Ya, Kupi selalu menanti saat-saat mereka terhempas oleh air pasang, lalu tiba di hutan bakau. Nanti di sana ia pasti akan bertemu dengan teman-teman kecilnya yang lain. Upi, si udang kecil, Kuro, si kura-kura, dan teman-teman yang lebih besar seperti Bangau Cilik dan Momo si monyet. Di antara akar bakau mereka bisa bermain kejar-kejaran, petak umpet, atau tidur di sela akar yang melintang. Seru sekali saat-saat itu.

Ada kalanya mereka berpisah, terbawa oleh pasang surut, kembali ke laut bebas. Namun, suatu hari mereka bertemu lagi dan bermain bersama lagi. Suasana di hutan bakau tentu berbeda dengan suasana di laut lepas. Airnya pun berbeda. Tidak asin seperti air laut, tetapi tidak juga tawar. Kupi tidak tahu apa namanya. Berbeda, tetapi Kupi dan teman-teman tetap bisa bermain dengan nyaman.

Malam itu, di pesisir pantai, Kupi bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa kita tidak lagi pernah bisa bertemu dengan Bangau Putih, teman ayah? Aku juga sudah rindu bertemu dengan sahabat-sahabat kecilku. Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan Upi, Kuro, Bangau Cilik, dan Momo. Mengapa sekarang susah sekali kita bertemu dengan mereka ya?”

Sambil berjalan pelan di gundukan pasir, ayah kepiting menjelaskan perlahan. “Kupi, sayang sekali hutan bakau tempatmu bermain sudah rusak. Ayah dengar dari Paman Nelayan, manusia di pesisir pantai sana ingin membuat bangunan-bangunan yang tinggi menjulang. Butuh lahan yang lebih luas. Oleh karenanya mereka menebang habis hutan bakau. Mereka bangun gedung tinggi menjulang ke langit di atas taman bermainmu dulu.” Ayah menjelaskan perlahan. Sesungguhnya ia tidak ingin Kupi sedih. Tetapi bagaimana lagi? Ayah tidak ingin Kupi terus menanti tanpa pasti.

Kupi tertunduk sedih. Pupus sudah harapannya bertemu lagi dengan sahabat- sahabat kecilnya.

“Mengapa manusia begitu jahat, ayah? Mengapa manusia tidak memikirkan kita, makhluk kecil di pesisir pantai? Mengapa manusia hanya memikirkan dirinya sendiri?” Kupi meratap pelan, namun penuh amarah.

Ayah ingin menenangkan hati Kupi. Ia menambahkan, “Sebenarnya, ketika hutan bakau tempatmu bermain ditebang, manusia pun menerima akibat buruknya, Kupi. Air laut akan semakin mudah mencapai daratan. Tidak ada lagi pohon bakau yang menahan. Lama-kelamaan, air tanah di sekitar pantai akan menjadi air asin. Manusia ‘kan tidak bisa minum air asin, Kupi.” Ayah berusaha menjelaskan panjang lebar.

Ayah kemudian menambahkan, “Dengan rusaknya pantai akibat penebangan bakau, kegiatan manusia pun menjadi terganggu. Sekarang wisatawan yang berkunjung ke pantai ini semakin berkurang. Para pedagang yang dulu berjualan di sekitar sini tidak ada lagi. Pemandu wisata yang biasa menjelaskan tentang keindahan pantai dan hijaunya bakau pun sudah jarang terlihat. Nelayan yang biasa menjual hasil tangkapan mereka pun tinggal sedikit.”

Kupi tidak terhibur oleh penjelasan ayah. Pikirnya, biarkan saja manusia menerima akibat dari perbuatannya sendiri. Manusia memang sering tidak bijak. Kupi hanya ingin berdoa, dan berdoa semoga suatu saat nanti hutan bakau akan kembali. Semoga suatu saat nanti ada lagi taman tempatnya bermain. Semoga suatu saat nanti ia masih bisa bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya. Kupi hanya bisa berdoa, semoga kelak manusia bisa bertindak lebih bijaksana. Semoga!

Ayo Berdiskusi
Baca kembali cerita tentang ‘Taman Bermain yang Hilang’!  Tuliskan pesan moral dari cerita tersebut!
  1. Jangan serakah hingga mengorbankan kepentingan orang lain
  2. Jangan hanya memikirkan diri sendiri karena kita sebagai manusia hidup berdampingan dengan makhluk dan orang lain
  3. Jangan merusak alam dan lingkungan

Tukarkan pesan moral yang telah kamu tulis dengan teman dan berilah  komentar tentang pesan moral tersebut!
Pesan moral yang disampaikan oleh kelompok lain sudah bagus.
Apakah pada cerita Taman Bermain yang Hilang kamu menemukan sikap-sikap yang baik dan sikap yang kurang baik. Tuliskan pada kolom di bawah ini.
Sikap yang baikSikap yang tidak baik
  1. Kupi sangat menyayangi teman-temannya.
  2. Kupi sangat menyayangkan hutan bakau yang dirusak oleh manusia.
  1. Manusia merusak lingkungan hutan bakau tempat hewan tinggal
  2. Manusia membuat bangunan-bangunan di pesisir pantai yang membutuhkan lahan yang luas

Apakah kamu sering menemukan sikap yang baik dan sikap yang tidak baik di sekitarmu? Tuliskan pada diagram berikut.
Sikap Baik
Presentasikan diagram yang telah kamu buat dalam kelompok!

Ayo Berlatih
Sekarang kamu akan mempelajari tendangan dalam pencak silat. Amati gambar dan baca penjelasannya.
Macam tendangan
  1. Tendangan lurus. Tendangan yang menggunakan ujung kaki dengan tungkai lurus. Tendangan ini mengarah ke depan pada sasaran dengan meluruskan tungkai sampai ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang adalah pangkal bagian dalam jari-jari kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.
  2. Tendangan tusuk. Hampir sama dengan tendangan lurus, yakni mengarah ke depan, namun perkenaannya adalah ujung jari-jari kaki.
  3. Tendangan jejak. Disebut juga dorongan telapak kaki. Tendangan ini mengarah ke depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada dengan perkenaan telapak kaki penuh.
  4. Tendangan T. Hampir sama dengan tendangan lurus, yakni menggunakan sebelah kaki
  5. dan tungkai. Lintasannya lurus ke depan dan perkenaannya pada tumit, telapak kaki, dan sisi luar telapak kaki. Tendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.

Ayo Renungkan
Setelah belajar selama satu pekan, renungkanlah!
Selama sepekan saya telah belajar Cerita, dongeng, Sumber daya alam dan pelestariannya, Jenis-jenis pekerjaan, Luas dan keliling persegi panjang,  Makna sila kedua pancasila, Menggambar bebas, Gerakan tangkisan pada bela diri silat, Menggambar tiga dimensi, dan Menggambar tiga dimensi
Hal-hal penting apa saja yang kamu pelajari dalam satu pekan ini?
Hal penting yang saya pelajari adalah makna sila kedua pancasila dan pelestarian summber daya alam
Apa manfaat pelajaran tersebut untuk dirimu, orang lain, dan lingkungan?
Dengan mengetahui pelestarian sumber daya alam saya akan berhati-hati dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Nilai-nilai apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Nilai disiplin dan tanggung jawab.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Peragakan cara melakukan langkah-langkah dalam silat! Minta orang tuamu  menulis komentarnya!
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 8:49 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.