Home » » Sikap Apresiatif Terhadap Motif Hias Nusantara

Sikap Apresiatif Terhadap Motif Hias Nusantara

Sikap apresiatif adalah kemampuan seseorang menikmati, mengamati, menghayati serta menilai sekaligus memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni.

Cara menumbuhkan sikap apresiatif terhadap karya seni motif hias ada dua cara, yaitu apresiasi pasif, yang tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. dan, apresiasi aktif yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya. macam contoh ragam hias.

Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.

Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias. Berikut ini beberapa motif ragam hias yang tersebar di pelosok Nusantara.

A. Motif Hias Sumatera
Indonesia memiliki ribuan jenis ragam hias itu tercermin dari banyak suku budaya yang berbeda-beda yang ada di Indonesia, Begitu juga dengan pulau Sumatra, Sumatera adalah salah satu dari sekian banyak pulau paling besar yang berada di bagian barat Indonesia. Berikut ini beberapa motif ragam hias yang ada di pulau Sumatera.
Motif Hias Sumatera
  1. Aceh. Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh. Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, dan lain-lain.
  2. Sumatera Utara. Batik Medan terinspirasi untuk mempunyai ciri khas tersendiri dan diambil dari tiap suku yang ada di Sumatera Utara. Batik Medan memiliki khas tersendiri dengan paduan motif ulos dari berbagai etnik di Sumatera Utara.
  3. Sumatera Barat. Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
  4. Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong. Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
  5. Riau. Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, Kipas Lingga dan kenduduk.
  6. Kepulauan Riau ( Kepri) juga memiliki Batik dengan corak khasnya yaitu biota laut seperti gonggong. Gonggong (Strombus Turturella) adalah salah satu jenis siput laut yang terdapat di sekitar perairan Kepulauan Riau. Selain enak untuk dinikmati kini juga hadir dalam bentuk batik yang tentunya dengan dirangkai dan didesain sedemikian rupa.
  7. Jambi. Batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.
  8. Sumatera Selatan. Batik Palembang memiliki motif yang mengikuti syariat Islam, yaitu tidak menggunakan gambar binatang dan manusia sebagai hiasan. Sebagian besar motif batik Palembang adalah motif bunga teh, Kembang Jepri,  dan motif lasem yang dihiasi garis simetris dan berbagai simbol tanaman, sedangkan motif bunga teh kainnya dipenuhi dengan gambar bunga teh.
  9. Lampung. Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan “pohon kehidupan”.

B. Motif Hias Pulau Jawa
Batik saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Beberapa daerah di jawa seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, atau Cirebon terkenal sebagai sentra penghasil batik. Bahkan untuk kota Pekalongan, kata “Batik” digunakan sebagai slogan kota tersebut, yang membuat Pekalongan dikenal sebagai kota Batik. Sebenarnya selain kota-kota tersebut, masih ada daerah-daerah lain yang juga memiliki kesenian batiknya sendiri dengan ciri khas motif masing-masing. Berikut ini beberapa batik di pulau jawa.
Motif Hias Pulau Jawa
  1. Batik Pekalongan. Walaupun Pekalongan bukan penghasil batik pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak seperti Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa Islam. Beberapa motif batik Pekalongan antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Jlamprang, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
  2. Batik Cirebon. Batik Cirebon menampilkan 2 kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan dan motif pesisiran yang berisi flora dan fauna. Motif batik Cirebon Mega Mendung. banyak dipengaruhi oleh budaya China. Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat jaman penjajahan dulu.
  3. Batik Tegal. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Motif mahkota merupakan motif dengan menggunakan pacitan gabahan dan menggambarkan bentuk mahkota dengan warna biru. 
  4. Batik Banten. Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas batik Banten adalaha Motif Datulaya. Datulaya berarti tempat tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru, divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya berwarna kuning.
  5. Batik Indramayu. Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon, memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan fauna. Beberapa contoh motif batik dermayon antara lain : motif Banji Tepak, Motif Obar-abir berbentuk dasar segitiga, Motif Etong, motif Kembang Gunda. Motif Perang Teja, dan Motif Srintil. Srintil.
  6. Batik Solo. Ragam motif batik asal Solo dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Beberapa motif batik solo antara lain motif Wahyu Tumurun, artinya restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Sidomulyo. Sido dalam bahasa Jawa berarti ‘jadi’, sedangkan mulyo berarti mulia. Motif Semen Rante. Dalam motif ini, gambar rantai dipadukan dengan bunga kantil.
  7. Batik Yogyakarta. Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial. Ada ratusan jenis batik misalnya saja Motif parang rusak barong, memiliki filosofi Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Sido Asih bermakna si pemakai selalu diliputi kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta yang bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang isteri. Parang Kusumo, memiliki arti bunga yang mekar, Cuwiri, memiliki filosofi pengharapan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
  8. Batik Tuban. Batik Tuban termasuk ke dalam batik pesisir. Kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon. Salah satu contoh motif batik tuban adalah Motif kawung merupakan penggambaran dari daun kelapa yang bentuknya disusun silang, yang menjelaskan struktur dari jagad raya.

C. Motif Hias Kalimantan
Corak atau motif batik Kalimantan diperoleh dari teknik penjahitan dan ikatan, yang ditentukan oleh komposisi warna, efek yang timbul, dan jenis benang atau jenis bahan pengikat. Berikut ini beberapa motif hias yang ada di pulau kalimantan.
Motif Hias Kalimantan
  1. Batik Sasirangan dari Kalimantan Selatan. Sasirangan merupakan kain khas adat suku Banjar yang mayoritas menetap di Kalimantan Selatan. Seperti kain pada umumnya, kain sasirangan memiliki banyak motif. Beberapa motif kain sasirangan antara lain sebagai berikut. Ombak Sinapur karang, Motif batik naga balimbur, Motif Batik Sasirangan, Motif “Gigi Haruan”, Motif Batik Sasirangan Hiris Pudak atau pandan, Motif Batik Sasirangan Ular lidi, Kambang Kacang, Bayam Raja, Motif bintang bahambur, dan Motif mayang Maurai
  2. Batik Benang Bintik dari Kalimantan Tengah. Motif- motif yang dituangkan dalam kain batik diambil dari lukisan-lukisan atau ukiran-ukiran yang biasa digunakan oleh masyarakat Dayak. Kepercayaan leluhur suku Dayak yang disebut Kaharingan sangat kental memberi pengaruh terhadap corak batik Benang Bintik.
  3. Batik Insang dari Kalimantan Barat. Motif atau corak kain tradisional Kalimantan Barat mengadopsi alam sekitar kehidupan orang Dayak misalnya muncul motif bunga pakis, rebung, sampai burung enggang. Beragam motif corak insang yang ada, antara lain: Insang Berantai, Insang Bertangkup, Insang Delima, Insang Awan, Insang Berombak, dan Insang Bertapak Besar.
  4. Batik Shaho dari Kalimantan Timur. Batik Shaho adalah Batik pengembangan dari batik batik yang sudah ada sebelumnya di Jawa. Motif batik Kalimantan Timur ini dilihat seperti ragam hias yang terdapat pada tameng atau ornamen pada topi khas Dayak ‘seraung’. Motifnya cenderung sangat sederhana karena garis dan titik yang menjadi ciri khas batik pada umumnya jarang ditemukan pada batik ini.
  5. Batik Dayak (Batik Samarinda) dari Kalimantan Timur. Motif pada batik Dayak mencerminkan budaya orang Dayak, dimana Dayak dalam bahasa sana berbarti ‘sungai’. Sehingga batik ini menggambarkan berbagai aktivitas yang erat kaitannya dengan sungai. Sedangkan motif lainnya seperti Batang Garing (simbol batang kehidupan bagi masyarakat Dayak), Mandau (senjata khas suku Dayak), Burung Enggang atau Tingang (Elang Kalimantan), Balanga maupun motif yang ada di rumah adat.

D. Motif Hias Sulawesi
Sulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan memiliki motif-motif seperti Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap memiliki kekhasan sendiri. Berikut ini beberapa motif hias yang ada di Sulawesi.
Motif Hias Sulawesi
  1. Batik minahasa adalah kain batik yang menggunakan motif tradisional atau ragam hias dari tanah adat Minahasa. Salah satu sumber ragam hias batik Minahasa adalah waruga, yaitu kubur khas wilayah setempat.
  2. Motif yang digunakan batik-batik di Sulawesi Tengah kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif ukiran rumah adat Kaili ataupun motif bunga dan buah cengkeh.
  3. Batik Makassar ini tergolong unik dan memiliki corak tersendiri yakni menggabungkan empat macam corak etnis yang ada di Sulawesi Selatan.Empat macam corak etnis utama yang digunakan pada batik Makasar ini adalah Bugis, Makasar, Toraja, dan Mandan. Motif yang digunakan pada kain batik pun bermacam-macam mulai dari rumah Tongkonan khas Toraja, perahu pinisi, dan motif kupu-kupu khas Maros.
  4. Batik Sulawesi Tenggara, terkenal dengan Tolaki. Mereka selalu menjadikan kain tenun sebagai pakaian kebesaran dalam setiap pesta adat di lingkungan masyarakat tolaki. Mereka berkeyakinan, jika dalam upacara adat tidak menggunakan kain tenun tolaki, maka akan terasa ada yang sangat kurang. Motif yang cukup terkenal di masyarakat tolaki adalah ragam hias mua.
  5. Motif batik Gorontallo paling menonjol ternyata masyarakatnya agrarisnya tidak pernah lepas dari jagung dan ikan.

E. Motif Hias Nusa Tenggara
Nusa Tenggara Timur memiliki puluhan suku, lebih dari 100 dialek bahasa dan beragam adat istiadat yang berbeda. Maka, tak heran bila motif dan ragam hias yang terdapat pada kain tenun NTT akan sangat bervariasi.Berikut ini beberapa motif hias dari Nusa Tenggara.
Motif Hias Nusa Tenggara
  1. Kain sawu berasal dari Pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur. Kain sawu bermotif bunga besar dan bunga kecil-kecil berbentuk titk-titik. Motif ini menggambarkan sistem kekerabatan yang dipegang di daerah tersebut. Motif kain sawu menunjukkan arti kehidupan masyarakatnya.
  2. Motif fauna tampil di atas tenun ikat dari sejumlah daerah. Salah satunya adalah ragam hias dari tenun dari Timor Tengah Utara yang berhias biawak atau tokek. Hewan ini dianggap sakral sekaligus melambangkan kehidupan di dunia bawah. Ini tampak pula dari tenun asal Sikka yang menghadirkan satu jalur motif reptil cicak, tokek, atau biawak.
  3. Tenun Sumba Barat banyak menampilkan motif geometris yang diperkirakan dipengaruhi oleh motif Patola asal India. Pengaruh saudagar Cina, Arab dan Eropa memberikan motif naga, bouraq dan singa.

F. Motif Hias Bali
Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China.
Motif Hias Bali
  1. Motif batik Bali Buketan mempunyai motif berupa tanaman bunga atau tumbuhan-tumbuhan kecil yang tersusun sepanjang lebar kain dengan hiasan tambahan berupa kupu-kupu, burung hong, burung bangau, dan juga selulur yang menambah nilai artistic dari motif batik tersebut.
  2. Batik Bali Jagatan Pisang. Motif ini ada yang menyebut sebagai pisang Bali, yang menggambarkan pisang Bali yang telah distilasi. Ada juga yang menyebut sebagai Pisan Bali yang berarti kembali lagi. Batik ini biasa diberikan seorang kekasih pada kekasihnya yang akan berpergian jauh dengan maksud agar sang kekasih kembali lagi.
  3. Motif Batik Bali Singa Barong, Barong singa adalah barong paling umum ditemukan di Bali. Di Bali masing-masing kawasan memiliki roh penjaga di hutan atau tanahnya. Masing-masing roh pelindung ini digambarkan dalam bentuk satwa tertentu. Barong Ket: barong singa, barong paling umum dan melambangkan roh kebaikan.
  4. Beberapa motif batik Bali yang lainnya adalah Motif Batik Bali Merak Abyorhokokai, dan Motif Batik Bali Ulamsari Mas. Ulamsari mas adalah simbolik dari masyarakat Bali, ikan juga menyimbolikkan kesejahteraan dan kemakmuran dari masyarakat Bali yang hidup di daerah pesisir pantai.

G. Motif Hias Papua
Batik Papua sebenarnya hampir sama dengan berbagai jenis batik lainnya di Nusantara. Perbedaan terletak pada motif, jika motif batik Solo dan Jogja dibuat simetris di Papua malah kebalikannya. Kombinasi warna cerah dipadu dengan motif etnik Papua yang kerap asimetris membuat batik Papua terlihat eksotis. Sebagian besar motif Batik Papua menampilkan unsur alam dan budaya daerah Papua.
Motif Hias Papua
  1. Motif Burung Cenderawasih. Pada Batik Papua ini, menonjolkan kecantikan burung Cendrawasih dan alat musik Tifa. Batik ini seolah menyampaikan pesan dari mana batik ini berasal. Batik Papua menggunakan motif yang melekat pada kedekatan dengan alam dan lebih nyata, tidak seperti batik Jawa yang mengandung simbolisasi dalam penggunaan jenis motif.
  2. Motif Tifa Honai. Batik ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Jika diterjemahkan, motif ini berarti rumah kebahagiaan, yakni rumah yang dipenuhi dengan kebahagian.
  3. Motif Asmat. Salah satu batik Papua yang dikenal masyarakat luas adalah batik motif asmat, yaitu simbol patung-patung duduk kayu suku Asmat. Batik ini mempunyai ciri-ciri yang sangat khas. Antara lain, warnanya lebih cokelat dengan campuran warna tanah dan terakota (merah kecokelat-cokelatan).
  4. Motif Sentani, yaitu simbol Gambar Alur Melingkar. Motif Sentani dengan ciri gambar alur batang kayu yang melingkar-lingkar dengan jenis warna hanya satu atau dua warna dan ada pula motif yang divariasi dengan sentuhan garis-garis emas dan dijuluki batik prada.
  5. Motif Kamoro. Salah satu motif Papua yang kehadirannya kian populer adalah Motif Kamoro, yang memperkenalkan keindahan alam serta keunikan seni ukir Suku Kamoro. Motif Kamoro melambangkan simbol Patung Berdiri.

H. Motif Hias Madura
Motif batik madura cenderung dipengaruhi oleh budaya asing dari cina, dengan ciri khasnya warna cerah yang terdapat  pada setiap corak maupun motif dari batik Madura dan terdapat banyaknya garis yang terpampang dalam satu desainnya Dan setiap desain motif memiliki arti dan cerita masing -masing yang menggambarkan keseharian rakyat Madura.
Motif Hias Madura
  1. Batik dari sampang biasa dikenal dengan nama Batik Kotah, memiliki motif khas Madura berupa flora dan fauna (misalnya : Motif kembang dan burung) dengan warna paling dominan yaitu merah dan hijau di atas bahan sutera dan katun yang tidak kalah dengan batik daerah lain.
  2. Batik gentongan (Bangkalan) merupakan batik khas Tanjungbumi. Cirinya memiliki warna yang sangat cerah, beragam, dan pengerjaannya yang halus. Kebanyakan mempunyai  motif sik melaya, kembang randu, ola-ola, burung hong, panji susi, dan lain sebagainya. 
  3. Batik Pamekasan lebih berani  dengan mengunakan warna-warna yang tajam dan cerah seperti Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun Memba (daun mojo), dan Gorek Basi

I. Motif Hias Maluku
Batik dengan motif etnik Maluku ini sudah dipopulerkan oleh Gubernur beserta jajaran Muspida Maluku pada acara HUT Provinsi Maluku tahun lalu. Kini orang-orang Maluku sudah mulai kenal dan menggemari batik tersebut. Batik sudah mulai menjadi pakaian wajib yang harus dikenakan pada hari jumat oleh sebagian pegawai pada dinas instansi di Maluku.
Motif Hias Maluku
Batik Maluku memiliki ciri khas yaitu bermotif pala, cengkih, parang, dan salawaku (senjata khas Maluku) serta jenis alat musik tifa totobuang. Motif Batik Maluku yaitu motif cengkeh gugur, motif khas pulau Seram, alat musik, debur ombak dan budaya Maluku. Warna juga beragam dari warna yang terang, kalem, biru laut, bahkan gelap. Kain yang digunakan juga beragam yaitu kain katun dan sutra.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 7:47 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.