Home » » Diskusi Sebagai Penyajian Laporan Penelitian

Diskusi Sebagai Penyajian Laporan Penelitian

Untuk keperluan akademik, laporan penelitian perlu dinilai dan mendapatkan respon dari pihak lain. Oleh karena itu, laporan penelitian harus diseminarkan atau didiskusikan dengan pihak-pihak terkait sebelum dipublikasikan kepada masyarakat luas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui diskusi kelas. Melalui diskusi kelas penulis memaparkan hasil penelitian di hadapan peserta diskusi. Para peserta diskusi diharapkan dapat mengetahui, memahami, mengevaluasi, serta memberikan saran dan kritik kepada penulis.

A. Diskusi Kelas
Diskusi kelas adalah percakapan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok yang tiap-tiap anggota kelompok saling tukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama memecahkan masalah. Laporan penelitian akan bermanfaat kalau dibaca oleh orang lain. Untuk memantapkan isi laporan penelitian, dapat didiskusikan atau diseminarkan terlebih dahulu.

Setiap peserta diskusi menyumbangkan dan menilai pendapat yang diajukan dalam diskusi. Buah pikiran dan keterangan, atau pendapat yang diajukan dinilai bersama secara kritis dalam rangka mencari pemecahan. Jadi, diskusi kelompok merupakan bentuk tukar pikiran dalam musyawarah. Masalah yang didiskusikan harus dirumuskan dengan tepat sehingga terbatas pada satu masalah. Manfaat dari penyajian laporan penelitian melalui diskusi kelas, antara lain:
  1. Memperoleh umpan balik dari peserta,
  2. Mengungkapkan berbagai kemampuan yang dimiliki peserta,
  3. Membantu peserta berpikir teoretis dan praktis lewat topik yang disajikan, dan
  4. Mengembangkan motivasi peserta untuk lebih mendalami dan memecahkan setiap masalah.

Pembicaraan dalam diskusi biasanya berlangsung melalui langkah-langkah sebagai berikut.
  1. Hakikat masalah yang dibicarakan dan sebab apa yang menimbulkan masalah.
  2. Beberapa alternatif cara pemecahan yang dapat digunakan.
  3. Tiap-tiap cara pemecahan harus dipertimbangkan baik buruknya kemudian harus ditetapkan mana cara yang terbaik.

Hal-hal penting dalam diskusi kelompok, antara lain sebagai berikut.
  1. Seorang siswa sebagai pemimpin diskusi atau moderator yang betugas memimpin jalannya diskusi.
  2. Seorang siswa sebagai pemrasaran yang bertugas menyampaikan isi makalah yang dibuat.
  3. Seorang siswa sebagai penyanggah atau pembahas yang bertugas menanggapi dan membahas isi pemrasaran.
  4. Seorang siswa sebagai sekretaris yang bertugas menulis hasil diskusi.
  5. Beberapa siswa (10 - 20 orang) sebagai peserta diskusi yang ikut aktif mengikuti jalannya diskusi.
  6. Semua yang mengikuti diskusi sebaiknya membawa makalah bahan diskusi.
  7. Setelah pemrasaran menyampaikan isi makalah, disusul penyanggah, dan kemudian baru dilanjutkan tanggapan peserta.
  8. Sekretaris menulis hal-hal penting, seperti saran, usulan, dan perubahan isi makalah, kemudian membacakan hasilnya pada akhir diskusi.

Bentuk-Bentuk Diskusi Kelas
Bentuk diskusi bemacam-macam, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Bentuk diskusi kelas yang biasa digunakan antara lain the social problem meeting, the opened meeting, dan the educational diagnosis meeting.
  1. The Social Problem Meeting. Pada bentuk diskusi ini para siswa berdiskusi tentang masalah-masalah sosial di kelas atau di lingkungan sekolahnya dengan harapan setiap siswa terpanggil untuk belajar dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya diskusi mengenai pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang sering dilakukan oleh para siswa.
  2. The Opened Meeting. Bentuk diskusi ini para siswa berdiskusi mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya diskusi mengenai hobi, kebiasaan, atau cita-cita.
  3. The Educational-Diagnosis Meeting. Pada diskusi ini para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimanya sehingga masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik. Misalnya diskusi kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah atau diskusi kelompok untuk membahas materi pelajaran.

Diskusi dapat berjalan lancar apabila pembicaraan berlangsung ke berbagai arah. Tanya jawab akan berlangsung menurut arus bolak-balik sesuai dengan pembicaraan yang dikemukakan pembicara. Tugas dan tanggung jawab pemimpin diskusi sebagai berikut.
  1. Merundingkan terlebih dahulu dengan peserta hal-hal yang berkaitan diskusi.
  2. Membuka diskusi dengan uraian pendek, tepat, tidak bertele-tele tentang masalah yang akan didiskusikan.
  3. Memimpin diskusi dengan sabar dan menghargai pendapat yang dikemukakan peserta.
  4. Bersifat ramah, jujur, dan tidak berat sebelah.
  5. Menjadi motor penggerak jalannya diskusi.
  6. Membuat rangkuman pembicaraan.
  7. Menutup diskusi dan membacakan rangkuman hasil diskusi.

Tugas dan kewajiban peserta sebagai berikut.
  1. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang didiskusikan.
  2. Aktif dalam pembicaraan dengan semangat kerja sama.
  3. Peka terhadap teknik yang dapat mendorong diskusi berjalan lancar dan tertib.

B. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah bentuk diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin diskusi dan beberapa orang peserta atau pemakalah, serta disaksikan beberapa orang pendengar. Dalam diskusi panel, hanya para peserta atau pemakalah yang mendiskusikan masalah yang dijadikan topik pembicaraan. Tempat duduk dalam diskusi panel biasanya disusun sebagai berikut.
Diskusi Panel
Sebelum melangsungkan diskusi, langkah-langkah pembicaraan disusun dahulu antara peserta dan pemimpin diskusi. Pemimpin diskusi mengatur jalannya diskusi sesuai dengan langkah-langkah yang telah disepakati. Petunjuk yang sangat berguna bagi kelancaran diskusi panel sebagai berikut.
  1. Usahakan agar jangan ada pembicaraan seperti orang berpidato.
  2. Peserta diskusi panel dalam berbicara jangan lebih dari lima menit.
  3. Pemimpin dan peserta diskusi panel berbicara di tempat duduknya masingmasing.
  4. Pada waktu berbicara, peserta harus memperhatikan para pendengar apakah suaranya dapat dipahami oleh pendengar.
  5. Pemimpin harus menerangkan secara jelas pada waktu permulaan diskusi apa yang diharapkannya dari pendengar. Misalnya, kapan pendengar dapat mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar terhadap masalah yang dibicarakan.
  6. Separo dari waktu yang tersedia untuk diskusi harus digunakan untuk tanya jawab dengan pendengar dan untuk menyampaikan rangkuman diskusi.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 3:24 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.