Home » » Urutan Proses Teknik Kerja Ukir Kayu Datar

Urutan Proses Teknik Kerja Ukir Kayu Datar

Proses kerja ukir kayu dua dimensi dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai langkah pertama tentunya adalah kegiatan penyiapan alat dan bahan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.

Setelah semua peralatan dan bahan tersedia selanjutnya adalah pembuatan desain karya ukir. Untuk latihan pembuatan desain Ukir 2D dengan teknik Ukir Datar, dapat dilakukan dengan membuat produk yang relatif mudah untuk dilaksanakan, dengan dimensi/ukuran yang mudah penyiapan bahan bakunya, sehingga untuk desain produk latihan pembuatan karya dippilihlah objeknya berupa Bingkai Foto yang berukuran 27 cm x 14cm x 2 cm. 

Berikut adalah Langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.

A.  Persiapan.
Persiapan ahan kayu, misalnya menggunakan kayu jati, mahoni, mindi, sono keling, pelem, durian, nangka, akasia, dan jenis-jenis kayu dari Kalimantan seperti kruwing, bengkirai, kamfer, meranti, dan lain-lain yang cenderung agak keras dalam pengukiran.

Meja, alat ukir (pahat ukir), palu kayu (ganden) dan tanggem serta kelengkapan-kelengkapan alat mengukir kayu untuk perbaikan pahat seperti batu asah, gerinda, sangatlah membantu yang harus tersedia di sekitar tempat kerja kita dalam mengukir kayu. Karena tanpa alat pelengkap seperti ini sistem kerja ukir khususnya dalam pemeliharaan alat dan hasil ukiran tidak mencapai puncak ketinggian kualitas.

B. Proses Pembuatan
Proses ukir kayu adalah tahapan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan karena tanpa teknik dan daya konsentrasi, hasil dan kecepatan tidak bisa terpenuhi.  Berikut uratan proses pembuatan ukiran.

1. Penempelan pola pada bahan
Menempel pola dilakukan dengan memberi lem kertas/kayu pada benda kerja terlebih dahulu. Kemudian kertas pola/gambar ukiran ditempel pelan-pelan sambil mengatur posisi agar sesuai dengan konsep/desain. Tunggu sampai kering agar pola tidak bergeser apabila tersentuh tangan atau pahat ukir.

2. Pembentukan tahap 1
Nggetaki: adalah membuat pahatan pada permukaan papan ukiran sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindah menjadi goresan/pahatan garis pada papan. Bentuklah gambar pola motif ukiran sesuai dengan karakter gambar cekung, cembung, dan dasaran menggunakan pahat yang jenis dan ukuran mata pahatnya cocok/sesuai,dipukul pelan-pelan dengan ganden/palu kayu.
Proses pembuatan Ukiran
3. Pembentukan tahap 2
Nggabahi/Globali adalah membentuk secara kasar dari masing-masing bagian motif, sekaligus membuang bidang bidang yang nantinya menjadi dasaran ukiran (biasa disebut lemahan).

4. Pembentukan tahap 3 (Matut)
Matut: adalah membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara kasar menjadi lebih halus dan sempurna sehingga bentuk lebih tajam dan permukaan bentuk ukiran menjadi halus.

Perhaluslah bentuk ukiran sesuai dengan karakter gambar cekung, cembung, dan dasaran menggunakan pahat dengan jenis dan ukuran mata pahat yang sesuai.

5. Pembentukan tahap 4 (Mbenangi dan Mecahi)
Mbenangi dan Mecahi: adalah membuat garis hiasan pada bagian motif sesuai desain sehingga bentuk ukiran/motif akan tampak lebih dinamis. Proses mecahi dapat menggunakan 2 jenis pahat yakni pahat penguku atau penyilat atau pahat coret.

6. Sentuhan Akhir/Finishing (Nglemahi)
Nglemahi adalah penyempurnaan dasaran ukiran menjadi lebih halus, bersih, dan rapi. Sebagai penghalusan pra finishing, penghalusan bentuk ukiran mengunakan kertas gosok/ampelas no. 150, 380, 400 pada bagian anatomi ukiran yang belum terselesaikan pahat ukir.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 4:49 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.