Home » » Jenis dan Penggolongan Limbah Industri Tekstil

Jenis dan Penggolongan Limbah Industri Tekstil

Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasilkan limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan bahan sistesis. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan dengan operasi modern yang besar.

A. Sumber Limbah Industri Tekstil.
Khusus industri tekstil dalam proses produksinya mempunyai unit Finishing-Pewarnaan (dyeing) mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Beberapa sumber limbah tekstil antara lain sebagai berikut.
  1. Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim, dan asam. Penghilangan kanji biasanya memberikan BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain.
  2. Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia.
  3. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.

B. Jenis dan Penggolongan Limbah Industri Tekstil
Limbah tekstil terdiri dari beberapa jenis, jenis-jenis limbah tekstil terdiri dari:
  1. Logam berat terutama As, Cd, Cr, Pb, Cu, Zn.
  2. Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing).
  3. Pigmen, zat warna dan pelarut organik.
  4. Tensioactive (surfactant).

C. Karakteristik Limbah Industri Tekstil
a. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya:
  • Total Solid (TS) merupakan padatan didalam air yang terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang larut, mengendap,atau tersuspensi dalam air.
  • otal Suspended Solid (TSS) merupakan jumlah berat dalam mg/lkering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
  • Warna. Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu menjadi kehitaman.
  • Kekeruhan. Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik.
  • Temperatur merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari- hari.
  • Bau disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.

b. Karateristik Kimia
  • Biological Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air.
  • Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
  • Dissolved Oxygen (DO) adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob mikro organisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
  • Ammonia (NH3) adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan mikro organisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.
  • Sulfida. Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.
  • Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian).
  • Derajat keasaman (pH). pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme.Ph normal untuk kehidupan air adalah 6–8.
  • Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam berat. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang dalam skala tertentu membantu kinerja metabolisme tubuh dan mempunyai potensi racun jika memiliki konsentrasi yang terlalu tinggi.

Berdasarkan sifat racunnya logam berat dapat dibagi menjadi 3 golongan:
  1. Sangat beracun dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan yang tidak pulih dalam jangka waktu singkat, logam tersebut antara lain: Pb,Hg, Cd, Cr, As, Sb, Ti dan U.
  2. Moderat, mengakibatkan gangguan kesehatan baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama, logam tersebut antara lain: Ba, Be, Au, Li, Mn, Sc, Te, Va, Co dan Rb.
  3. Kurang beracun namun dalam jumlah yang besar logam ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan antara lain :Bi, Fe, Mg, Ni, Ag, Ti dan Zn.

c. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama adalah banyaknya mikro organisme yang terkandung dalam air limbah. air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta plankton.penentuan kualitas mikro organisme.

D. Metode Pengolahan Limbah Industri Tekstil
a. Proses Pre-Treatment
Proses ini bertujuan mengkondisikan karakteristik air limbah yang akan diolah, mulai dari: penyaringan partikel kasar, penghilangan warna (decolouring), equalisasi (penyeimbangan debit), penyaringan halus, dan penyesuaian suhu.
  • Penyaringan partikel kasar. Tujuan dari tahap penyaringan partikel kasar ini adalah menahan sisa benang dan kain yang memungkinkan ada dalam aliran air limbah.
  • Penghilangan warna (decolouring). Air limbah yang berwarna akan mengalami koagulasi dengan koagulan khusus (biasanya FeSO4 – Ferro sulphate, konsentrasi = 600-700 ppm) untuk mengikat warna, lalu air limbah mengalami penyesuaian pH dengan penambahan kapur (lime, konsentrasi = 150-300 ppm) akibat pencampuran koagulan Ferro Sulphate sebelumnya. Dan kemudian air limbah masuk ke tangki flokulasi dengan penambahan polymer (konsentrasi = 0,5-0,2 ppm) sehingga terbentuk flok-flok yang dapat mengendap dalam tangki sedimentasi.
Pengolahan Limbah Industri Tekstil
b. Penyesuaian suhu
Penyesuaian suhu air limbah dari pencelupan/pencapan mutlak dilakukan dalam Cooling Tower. Karakteristik limbah produksi tekstil umumnya bersuhu 350-400oC, sehingga Cooling Tower dibutuhkan untuk menurunkan suhu agar kerja bakteri (proses biologis) dapat optimal.

1) Proses Primer
Dalam proses ini dilakukan main treatment (pengolahan utama), bisa secara biologis dan diikuti proses pengendapan (sedimentasi).
  1. Proses Biologis. Apabila digunakan proses biologis sebagai proses primer pengolahannya, beberapa proses yang terbukti efektif antara lain: lumpur aktif, laguna aerob, dan parit oksidasi.
  2. Proses Sedimentasi, Bak sedimentasi didesain untuk memudahkan proses pengendapan partikel dalam air.

2) Proses Sekunder
Proses ini merupakan tahap lanjutan proses biologi dan sedimentasi dalam rangka mempersiapkan air limbah olahan memasuki badan air penerima, Beberapa parameter yang dicek pada outlet bak sedimentasi menjadi tolok ukur boleh tidaknya air limbah olahan ini dibuang ke badan air penerima. Beberapa kasus memerlukan penambahan Aluminium sulphate Al2(SO4)3 konsentrasi 150-33 ppm, Polymer konsentrasi 0,5-2,0 ppm dan Antifoam (silicon base) untuk mengurangi padatan tersuspensi yang masih terdapat dalam air.
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 11:03 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.