Home » » Merevisi Teks Kisah Burung Merak dan Kupu-kupu

Merevisi Teks Kisah Burung Merak dan Kupu-kupu

Dalam dunia kepenulisan, revisi adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Untuk bisa menciptakan tulisan yang bagus, tentu kita jangan pernah sungkan untuk melakukan revisi. Penulis yang baik adalah penulis yang tidak takut untuk merevisi tulisannya yang bahkan sudah selesai. Merevisi artinya mengubah sesuatu yang sudah ditulis atau dicetak, dalam rangka untuk melakukan koreksi, memperbaiki, atau memperbarui. Editing adalah bagian dari revisi, tetapi editing tidak sampai mengubah substansi dari sebuah tulisan, sedangkan merevisi itu kadang harus menulis ulang sebuah tulisan yang sudah selesai.

Tahap revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis. Pada kenyataannya, sebuah tulisan yang panjang bisa saja mengalami beberapa kali revisi sebelum benar-benar menjadi sebuah tulisan yang siap disajikan kepada pembaca.

Merevisi menurut kamus adalah peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan. Pada dasarnya merevisi dan menyunting memiliki tujuan sama, yaitu upaya memperbaiki karangan/ naskah sehingga layak diterbitkan. Perbedaannya, kalau menyunting dilaksanakan sebelum tulisan/karangan diterbitkan, sedangkan merevisi biasanya dilaksanakan setelah karangan diterbitkan/ diedarkan dan ditemukan kesalahan yang mendasar baik dari segi isi maupun segi fisik buku sehingga buku perlu ditarik dan direvisi kembali.

Langkah-langkah yang harus kamu lakukan adalah sebagai berikut.
  1. Tandai kata, kalimat, atau makna kata yang salah!
  2. Betulkan kata, kalimat, atau makna yang salah sesuai dengan unsur kebahasaan yang sudah kamu pelajari!
  3. Tulislah ulang teks itu sehingga menjadi teks yang baik dan benar.

Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu
Dahulu, di dalam hutan yang masih asli terdapatlah perkampungan binatang yang terdiri dari segala jenis binatang yang ada dihutan, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain. Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak selalu berkaca dan memuji dirinya seteleh selesai mandi.

“Siapa yang paling tampan di hutan ini? Siapa yang paling mempesona di hutan ini?” sambil bertanya dalam hati.

“Akulah yang paling tampan dan paling mempesona” Jawabnya dengan bangga selesai berdandan jalan-jalanlah Burung Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan binatang dia selalu memamerkan keindahan bulunya dari binatang yang satu ke binatang lainya.

Dan akhirnya bertemulah Burung Merak dengan segerombolan Ulat Bulu kemudian dengan congkaknya dia berkata.

“Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat kamu pergi jauh dari hadapan ku, kamu itu merusak pemandanganku” ejek Burung Merak kepada Ulat Bulu, sambil berjalan “ngulet” dibiarkan saja Burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu dengan Ulat Bulu.

Seperti biasanya setiap pagi Burung Merak yang selalu memamerkan bulunya kepada semua binatang yang dia temui, dan suatu ketika agak takjub Burung Merak melihat makhluk aneh yang baru dia lihat berada di dalam hutan.

Dan dia pun tanpa sungkan-sungkan memamerkan bulunya, Makhluk yang dianggap aneh oleh Burung Merak tersebut adalah seorang Manusia yang sedang berburu. Melihat keindahaan bulu Burung Merak, si pemburu takjub dan ditangkaplah si Burung Merak.

Tak jauh dari tempat kejadian, segerombolan Ulat Bulu melihat kejadian ini. Melihat kondisi burung merak yang tidak berdaya Ulat Bulu pun membantu Burung Merak untuk dibebaskan dan mereka pun menyerang si pemburu, akibat serangan tersebut, si pemburu lari tunggang langgang tidak kuat terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun BEBAS.

Semenjak kejadian itu Burung Merak pun telah berubah, tidak pernah lagi menyombongkan diri memamerkan keindahan bulunya ke semua binatang, dia hanya memamerkan keindahan bulunya kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan ketika pada saat musim kawin.

Selang beberapa hari kemudian, setelah mengalami proses metamorfosis dari ulat bulu, kepompong, dan akhirnya Ulat bulu pun berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang cantik.

Tetapi sekarang akibat ulah manusia yang telah merusak alam, menyebabkan warna kupu-kupu kupu-kupu berubah menjadi gelap.

Jangan pernah sombong, walaupun kamu secara fisik dilahirkan secara sempurna, karena kesombongan dapat menyebabkan kerugian terhadap diri sendiri (Burung Merak)

Jangan menilai sesuatu dari fisiknya, karena fisik yang kurang belum tentu memiliki kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu yang indah (Ulat Bulu, kupukupu).

Jangan gampang percaya dan terbuka terhadap orang yang baru kamu lihat, walaupun orang tersebut menakjubkan (Burung Merak terhadap manusia).

Om Gebe pesen, kita harus menjaga alam supaya habitat makhluk hidup akan terus berlangsung dan tidak merubah fisik atau kemampuannya untuk bertahan hidup.

Diolah dari sumber http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/04/23/fabel-buat-kakakburung- merak-kupu-kupu.

Revisi
  1. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Sehingga penulisan dihutan yang benar adalah di hutan.
  2. Huruf awal kata dasar “p”bila diberi awalan “me-“, huruf “p” mengalami pelunturan menjadi “m”. Contoh : me+periksa menjadi memeriksa, Dengan demikian, secara konsekuen,kata-kata me+pesona pun harus mengikuti kaidah tersebut sehingga mempesona seharusnya adalah memesona.
  3. Kata depan dari dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) asal (asal-usul) dan untuk menyatakan milik atau kepunyaan. Pada kalimat Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan binatang dia selalu memamerkan keindahan bulunya dari binatang yang satu ke binatang lainya lebih tepat menggunakan kata depan kepada.
  4. Penulisan huruf kapital yang benar dari burung Merak, Ulat bulu, Kupu-kupu.
  5. Kata pesen bukan merupakan kata baku, kata bakunya adalah pesan.
  6. Kesalahan penulisan seteleh, seharusnya setelah.
  7. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Sehingga penulisan yang benar pada kalimat “Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat kamu pergi jauh dari hadapanku, kamu itu merusak pemandanganku”
  8. Pada kalimat burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila burung Merak bertemu dengan Ulat bulu. Penggunaan setiap kali bila tidak efektif seharusnya salah satunya saja setiap kali atau bila.
  9. Pada kalimat si pemburu lari tunggang langgang tidak kuat terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun BEBAS. Penggunaan huruf kapital yang benar adalah bebas.

Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:17 PM

0 komentar:

Post a Comment

Mohon tidak memasukan link aktif.