Home » » Unsur Kebahasaan Teks Observasi

Unsur Kebahasaan Teks Observasi

Dalam teks observasi “Cinta Lingkungan” itu terdapat beberapa unsur kebahasaan yang sangat dibutuhkan dalam memadukan teks laporan hasil observasi. Unsur kebahasaan itu berupa rujukan kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur yang menyusun sebuah teks hasil observasi. Untuk dapat mengetahui unsur kebahasaan dalam sebuah teks dapat dilakukan dengan cara mempelajari kata, kalimat, dan frasa yang ada dalam teks tersebut. berikut ini contoh teks laporan hasil observasi.

Cinta Lingkungan
Definisi Umum:
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan dan berkembang biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.

Deskripsi Bagian:
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini terdapat tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.

Deskripsi Manfaat:
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam itu harus selalu kita tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan agar alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari masa ke masa.
Unsur Kebahasaan Teks Observasi
Diolah dari sumber “Lingkungan Hidup” Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 27 April 2012.

Unsur Kebahasaan Teks Observasi

1. Rujukan kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk). Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
  1. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.
  2. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.
  3. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.

Contoh:
Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini terdapat tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.

Penjelasan:
Kata di negara ini merujuk pada kata Indonesia. Kata Indonesia merupakan kata yang dirujuk.

Pada tanggal 17 Februari 2013, Jakarta mengalami banjir besar. Di kota ini banyak rumah yang terendam air hingga satu setengah meter.

Penjelasan:
Perhatikan kata Jakarta dan di kota ini. Kedua kata itu saling berhubungan. Kata di kota ini merujuk pada kata Jakarta. Selain kata ini, kata yang sering dipakai untuk rujukan adalah itu dan di sini. Keterkaitan dua kata yang menjadi contoh itu sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kepaduan teks.

2. Kelompok kata (frasa)
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.
Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi :
  • Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak.
  • Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, baru menyadari, tidak mandi
  • Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis
  • Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah,  dari Bandung,  ke pantai
No.Proses Pembentukan Kelompok Kata (Frasa)Kelompok Kata (Frasa)No.Proses Pembentukan Kelompok Kata (Frasa)Kelompok Kata (Frasa)
1.benda + matibenda mati5.paru-paru+duniaparu-paru dunia
2.makhluk + hidupmakhluk hidup6.hutan+lebathutan lebat
3.lingkungan + hiduplingkungan hidup7.benda+hidupbenda hidup
4.timbal+baliktimbal balik8.berkembang+biakberkembang biak

3. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks). Contoh:

Lingkungan hidup yang terpelihara dapat menyelamatkan habitat manusia karena keseimbangannya terjaga.
No.Proses PembentukanBentukan KataNo.Proses PembentukanBentukan Kata
1.lingkung + anlingkungan7.me-kan+ciptamenciptakan
2.ter+ peliharaterpelihara8.me-kan+berimemberikan
3.me+selamat+kanmenyelamatkan9.tumbuh+ antumbuhan
4.ke-an+seimbangkeseimbangan10.di-kan+lestaridilestarikan
5.ke-an+seimbangkeseimbangan11.ke- an+cintakecintaan
6.ber-an+hubungberhubungan12.di-kan+tanamditanamkan

4. Hata hubung (Konjungsi)
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:
  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
a. Konjungsi Intrakalimat:
Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.

Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.

b. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut.
  • biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
  • kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
  • sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
  • sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
  • malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
  • akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
  • dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
  • oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
  • sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)

5. Kata Baku dan tidak Baku
Kata Baku
Kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, sudah pasti terdapat dalam kamus yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang setiap 5 tahun mengalami perubahan.
 
Kata Tidak Baku
Kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah pasti tidak ada dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berikut ini beberapa kata baku dan tidak baku
No.Kata BakuKata Tidak BakuNo.Kata BakuKata Tidak Baku
1.kreatifkreatip5.membuatbikin
2.sistemsistim6.berkatangomong
3.aktifaktip7.mengapangapain
4.tidakenggak8.zamanjaman
Posted by Nanang_Ajim
Mikirbae.com Updated at: 9:20 PM

6 komentar:

Mohon tidak memasukan link aktif.